Ayat shalat di dalam quran
Posted by qarrobin pada Desember 24, 2009
093,011 : wa –ammaa bi ni’mati rabbi ka fa haddits
dan adapun dengan ni’mat rabb engkau maka rangkaikan
052,034 : fa l ya-tuw bi hadiytsin mmitsli hhi –in kaanuw shaadiqiyn
maka bagi supaya (mereka) memberikan dengan rangkaian semisal nya (Al Quran) jika adalah (mereka) orang – orang yang mengoreksi
012,111 : maa kaana hadiytsan yuftaraa walaakin tashdiyqa lladziy bayna yaday hhi wa tafshiyla kulli syai-in wa hhudan wa rahmatan lli qawmin yu-minuwna
apa (Al quran) adalah rangkaian yang dibuat-buat? tetapi (Al Quran) mengoreksi yang di antara dua tangan nya, dan menjelaskan tiap sesuatu, dan petunjuk dan rahmat bagi kaum yang akan beriman
025,033 : wa laa ya-tuwna ka bi matsalin –illaa ji- naa ka bi lhaqqi wa –ahsana tafsiyran
dan tidak akan diberikan (kepada) engkau (Muhammad) dengan permisalan, kecuali kami datangkan (kepada) engkau (Muhammad) dengan yang lengkap dan sebaik-baik Tafsir
ayat Al Quran merupakan tafsir bagi ayat Al Quran itu sendiri
2 rakaat setiap shalat
004,101 : wa –idzaa dharab tum fiy l-ardhi fa laysa ‘alay kum junaahun –an taqshuruw mina shshalaati –in khif tum –an yaftina kumu lladziyna kafaruw –inna lkaafiriyna kaanuw la kum ‘aduwwan mmubiynan
dan bila tampil kalian di dalam bumi, maka tidak ada atas kamu kesalahan, supaya mempersingkat dari shalat, jika takut kalian, bahwa akan memfitnah kamu orang-orang kafir, bahwa orang – orang kafir adalah bagi kamu musuh yang terbukti
004,102 : wa –idzaa kunta fiy hhim fa –aqamta la hhumu shshalaata fa l taqum thaa-ifatun min hhum mma’a ka wa l ya-khudzuw –aslihata hhum fa –idzaa sajaduw fa l yakuwnuw min waraa-i kum wa l ta-ti thaa-ifatun –ukhraa lam yushalluw fa l yushalluw ma’a ka wa l ya-khudzuw hidzra hhum wa –aslihata hhum wa dda lladziyna kafaruw law taghfuluwna ‘an –aslihati kum wa -amti’ati kum fa yamiyluwna ‘alay kum mmaylatan waahidatan wa laa junaaha ‘alay kum –in kaana bi kum –adzan mmin mmatharin –aw kun tum mmardhaa –an tadha’uw –aslihata kum wa khudzuw hidzra kum –inna llahha -a’adda li lkaafiriyna ‘adzaaban mmuhiynan
dan bila adalah (engkau) di dalam mereka, maka dirikan bagi mereka shalat, maka bagi mendirikan salah satu pihak dari mereka beserta engkau, dan bagi akan mengambil (mempersiapkan) senjata mereka, maka bila sujud (1 rakaat), maka bagi akan adalah dari belakang kamu, dan bagi memberikan pihak akhir yang masih belum shalat maka bagi supaya shalat beserta engkau (1 rakaat) dan bagi akan mengambil penjagaan mereka, dan senjata mereka, dan ingin orang-orang yang kafir, sekiranya kamu melengahkan dari senjata kamu dan perlengkapan kamu, maka mereka akan menyerang atas kamu satu serangan, dan tidak salah atas kamu jika adalah dengan kamu idzin dari ketidaknyamanan hujan atau adalah kalian sakit supaya meletakkan senjata kamu, dan mengambil penjagaan kamu, bahwa allah membilang bagi orang-orang yang kafir siksaan yang hiyna
004,103 : fa –idzaa qadhay tumu shshalaata fa dzkuruw llahha qiyaaman wa qu’uwdan wa ‘alaa junuwbi kum fa –idzaa thma-na ntum fa –aqiymuw shshalaata -inna shshalaata kaanat ‘alaa lmu-miniyna kitaaban mmawquwtan
maka bila selesai kalian shalat, maka ingatlah allah (sambil) berdiri, dan duduk, dan atas berbaring kamu, maka bila telah merasa aman kalian, maka dirikan shalat (dalam cara yang benar 2 rakaat) bahwa shalat adalah atas orang-orang yang beriman tulisan yang diwaqtukan
3 waqtu shalat
024,058 : yaa –ayyu hhaa lladziyna –aamanuw li yasta-dzin kumu lladziyna malakat –aymaanu kum wa lladziyna lam yablughuw lhuluma min kum tsalaatsa marraatin mmin qabli shalaati lfajri wa hiyna tadha’uwna tsiyaaba kum mmina zhzhahhiyrati wa min ba’di shalaati l’isyaa-i tsalaatsu ‘awraatin lla kum laysa ‘alay kum wa laa ‘alay hhim junaahun ba’da hhunna thawwaafuwna ‘alay kum ba’dhu kum ‘alaa ba’dhin kadzaalika yubayyinu llahhu la kumu l-ayaati wa llahhu ‘aliymun hakiymun
hai yang mana ia orang-orang yang beriman, bagi akan meminta izin (kepada) kamu, orang-orang yang dimiliki (dari) pelayan kamu dan orang-orang yang belum baligh huluma dari kamu tiga kali : dari sebelum shalat fajar, dan ketika meletakkan pakaian kamu dari zhuhhur dan dari setelah shalat ‘isyaa- (inilah) tiga ‘awrat bagi kamu, tidak ada atas kamu dan tidak atas mereka kesalahan setelah (tiga waktu) tersebut mengitari atas kamu, sebagian kamu atas sebagian (yang lain), demikian akan dibuktikan allah bagi kamu ayat-ayat, dan allah maha mengetahui lagi maha bijaksana
Kitab yang diwaqtukan
002,238 : haafizhuw ‘alaa shshalawaati wa shshalawaati lwusthaa wa quwmuw li llahhi qaanitiyna
Peliharalah atas (waktu) shalat – shalat dan (perhatikan) pertengahan (yang memisahkan) shalat – shalat dan berdirilah bagi allah qaanitiyna
Ayat ini memerintahkan untuk memperhatikan waktu, shalawaati lwusthaa merupakan pertengahan antara li duluwki sysyamsi dan –ilaa ghasaqi, yakni posisi tertinggi matahari sebagai pemisah dua taraf siang.
aqimi shshalaata
017,078 : -aqimi shshalawaata li duluwki sysyamsi –ilaa ghasaqi llayli wa qur-aana lfajri inna qur-aana lfajri kaana masyhhuwdan
dirikanlah shalat – shalat bagi tergelincir matahari, kepada senja malam dan (kepada) bacaan fajar, bahwa bacaan fajar adalah yang disaksikan
Tergelincir sampai saat ketika matahari di titik tertinggi (pertengahan siang), hingga saat ketika malam tiba, kemudian sampai awal cahaya pagi datang. Ia dihitung 3 waktu. Ia memberitahu kita untuk mendirikan shalat – shalat dalam sehari. Terlebih lagi ia memberitahu bahwa karena waktu pagi dan malam malaikat bertukar tugas pada awal pagi, shalat yang dilakukan pada saat fajar adalah yang disaksikan. Ayat ini juga mengatakan bahwa bacaan di dalam shalat adalah bacaan dari Al Quran.
011,114 : wa –aqimi shshalawaata tharafayi nnahhaari wa zulafan mmina llayli –inna lhasanaati yudzhhibna ssayyi-aati dzaalika dzikraa li dzdzaakiriyna
dan dirikan shalat – shalat (pada) dua taraf siang (pagi dan petang) dan (pada) bahagian permulaan dari malam, bahwa kebagusan akan menghapus keburukan, demikian ingatan bagi orang-orang yang ingat
Waktu dari shalat dalam sehari ditentukan oleh matahari. Ketika benang putih dan benang hitam terbedakan (saat bayangan berada di dalam bentuk terpanjang), pagi masuk. Setelah itu, bayangan memendek dan jatuh ke bagian bawah tiang. Di sini, ayat yang berkaitan berkata ‘jagalah … pertengahan shalat – shalat = haafizhuw … shshalawaati lwusthaa’. Ia tidak berkata –aqimi shshalawaata. Tidak ada pergantian (seperti 011,114 dan 017,078). Ia tidak memberitahu kalian untuk melakukan shalat di tengah siang dan berhati-hatilah. Sebaliknya, ada asal mula dari kata rata-rata, yakni tengah. Terdapat tengah = wusthaa yang kita kenal dengan baik. Sampai bayangan jatuh ke bagian bawah tiang, ini adalah satu tharaf dari siang.
Ketika bayangan melewati ke sisi lain dari tiang, ini adalah taraf berikutnya dari siang. Waktu berikutnya dari shalat dimulai. Panjang bayangan bawah yang sangat pendek pada tengah siang, memanjang dan ketika matahari terbenam ia memiliki bentuk yang terpanjang. Setelah beberapa waktu kalian tidak dapat membedakan antara benang putih dan benang hitam. Sebagai contoh kalian tidak dapat membaca buku. Ini artinya : malam datang. Sampai pagi hanya ada satu waktu bagi seluruh malam.
Pada waktu siang ada suatu tiang bayangan, tapi di sisi lain dari bumi dimana sedang malam tidak dapat ada suatu tiang dan bayangan. Sehingga kalian memperpanjang tiang ke sisi malam titik per titik. Kalian akan melihat bahwa malam juga dibagi menjadi dua. Satu sisi malam adalah untuk kewajiban yang mengikat dan yang lain adalah untuk yang satu (witir) yang kalian ingin lakukan sebanyak yang kalian sukai sesuai dengan ayat ‘bahwa mengembangkan (shalat) malam ia sangat terhubung dan berdiri bacaan (untuk khusyuk) 073,006’. Disini, ini merupakan interpretasi dari ayat Huud 011,114 yang berkata ‘bahagian permulaan dari malam’.
Shalat naafilahh di akhir malam
017,079 : wa mina llayli fa tahhajjad bi hhi naafilatan lla ka ‘asaa –an yab’atsa ka rabbu ka maqaaman mmahmuwdan
dan dari malam maka menginginlah dengan nya suatu keperluan bagi engkau (Muhammad) berharap supaya dibangkitkan engkau (oleh) rabb engkau, suatu maqam mahmuda
073,001-005 : yaa –ayyu hhaa lmuzzammilu, qumi llayla –illaa qaliylan, nnishfa hhu –awi nqush min hhu qaliylan, -aw zid ‘alay hhi wa rattili lqur-aana tartiylan, -innaa sanulqiy ‘alay ka qawlan tsaqiylan
Hai yang mana ia yang berselimut (Muhammad), dirikan (shalat) malam kecuali sedikit (dari akhir malam), seperduanya (malam pada musim semi dan malam pada musim gugur) atau kurangilah dari nya sedikit (malam pada musim panas), atau lebih atas nya (malam pada musim dingin) dan rattil al quran dengan irama teratur, bahwa akan kami bagi mengatakan atas engkau perkataan yang berat
073,020 : -inna rabba ka ya’lamu –anna ka taquwmu –adnayaa min tsulutsayi llayli wa nishfa hhu wa tsulutsa hhu wa thaa-ifatun mmina lladziyna ma’a ka wa llahhu yuqaddiru llayla wa nnahhaara ‘alima –an llan tuhshuw hhu fa taaba ‘alay kum fa qra-uw maa tayassara mina lqur-aani ‘alima –an sayakuwnu min kum mmardhaa wa –aakharuwna yadhribuwna fiy l-ardhi yabtaghuwna min fadhli llahhi wa –aakharuwna yuqaatiluwna fiy sabiyli llahhi fa qra-uw maa tayassara min hhu wa –aqiymuw shshalaata wa –aatuw zzakaata wa –aqridhuw llahha qardhan hasanan wa maa tuqaddimuw li –anfusi kum mmin khayrin tajiduw hhu ‘inda llahhi hhuwa khayran wa -a’zhama ajran wa staghfiruw llahha –inna llahha ghafuwrun rrahiymun
bahwa rabb engkau (Muhammad) akan mengetahui bahwa engkau mendirikan (shalat) rendah dari dua pertiga malam (16 jam pada musim dingin), dan seperdua nya (12 jam pada musim semi dan 12 jam pada musim gugur) dan sepertiga nya (8 jam pada musim panas) dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang beserta engkau, dan allah akan mengkuasakan (ukuran) malam dan siang, mengetahui bahwa (kamu) tidak akan (dapat) membatasi nya, maka keringanan atas kamu, maka bacalah apa yang memudahkan dari Al Quran, mengetahui bahwa akan ada dari kamu yang sakit dan yang akhir (dari kamu) akan tampil di dalam bumi yang akan mencari dari kelebihan (yang dipersiapkan) allah, dan yang akhir (dari kamu) akan berperang di dalam jalan allah, maka bacalah apa yang memudahkan dari nya dan dirikan shalat dan berikan pengembangan dan pinjaman (kepada) allah pinjaman yang bagus, dan apa yang telah ada bagi diri kamu dari kebaikan mendapati nya di lantai allah, dia lebih baik dan –a’zham (sebagai) upah, dan mengampunlah (kepada) allah, bahwa allah pengampun yang teliti
3 waktu adalah kewajiban yang mengikat, keharusan. Tetapi ketika diberitahu jika mereka membaca ‘ayat – ayat allah pada beberapa saat di malam hari dan mereka bersujud 003,113’, hal ini bukan keharusan, tapi keinginan. Kalian bebas untuk memenuhinya atau tidak.
003,113 : laysuw sawaa-an mmin –ahli lkitaabi –ummatun qaa-imatun yatluwna –aayaati llahhi -aanaa-a llayli wa hhum yasjuduwna
Tidak semua mereka sama dari ahli kitab ada ummat yang berdiri, akan dibacakan ayat – ayat allah pada beberapa saat di malam hari dan mereka bersujud
Tetapi ketika ‘–aqimi’ tidak diucapkan, ini bukan shalat – shalat dalam sehari. Ini berarti shallawa.
Shallawa atas nabi : shallallahhu ‘alayhhi wa sallam
033,056 : inna llahha wa malaa-ikata hhu yushalluwna ‘alaa nnabiyyi yaa –ayyu hhaa lladziyna –aamanuw shalluw ‘alay hhi wa sallimuw tasliyman
bahwa allah dan malaikatnya akan bershallawa atas nabi, hai yang mana ia orang-orang yang beriman (berilah) penghormatan atas nya dan (ucapkanlah) salam yang mensejahterakan
004,065 : fa laa wa rabbi ka laa yu-minuwna hattaa yuhakkimuw ka fiy maa syajara bayna hhum tsumma laa yajiduw fiy –anfusi hhim harajan mmimmaa qadhayta wa yusallimuw tasliyman
maka tidak, dan (demi) rabb engkau, (mereka) tidak akan beriman hingga (menjadikan) hakim engkau di dalam apa pohon (perselisihan) di antara mereka kemudian tidak akan mendapati di dalam diri mereka keberatan dari apa yang ditentukan dan akan (mengucapkan) salam yang mensejahterakan
Shallawa untuk mu-miniyn
033,043 : hhuwa lladziy yushalliy ‘alay kum wa malaa-ikatu hhu li yukhrija kum mmina zhzhulumaati ilaa nnuwri wa kaana bi lmu-miniyna rahiyman
dia yang akan bershallawa atas kamu dan malaikat nya bagi akan mengeluarkan kamu dari zhuluma kepada nuwr dan adalah dengan orang-orang yang beriman maha penyayang
009,103 : khudz min –amwaali hhim shadaqatan tuthahhhhiru hum wa tuzakkiy hhim bi hhaa wa shalli ‘alay hhim –inna shalaata ka sakanun lla hhum wa llahhu samiy’un ‘aliymun
ambil dari harta mereka shadaqah, membersihkan mereka dan mengembangkan mereka dengan nya, dan penghormatan atas mereka, bahwa penghormatan engkau ketenangan bagi mereka, dan allah maha mendengar lagi maha mengetahui
Jangan berdiri dan melaksanakan shalat rutin harian di belakang pemimpin shalat yang melaksanakan tugasnya untuk uang.
009,034 : yaa –ayyu hhaa lladziyna –aamanuw –inna katsiyran mmina l-ahbaari wa rruhhbaani la ya-kuluwna –amwaala nnaasi bi lbaathili wa yashudduwna ‘an sabiyli llahhi wa lladziyna yaknizuwna dzdzahhaba wa lfidhdhata wa laa yunfiquwna hhaa fiy sabiyli llahhi fa basysyir hhum bi ‘adzaabin -aliymin
hai yang mana ia orang – orang yang beriman bahwa banyak dari –ahbaar dan rahhib bagi akan memakan harta manusia dengan bathil dan akan menghalangi dari jalan allah dan orang-orang yang akan menyimpan emas dan perak dan tidak akan menyalurkan nya di dalam jalan allah maka beritahukanlah mereka dengan siksa yang pedih
Thahara masjid dari mazhab yang memecahbelah mukmin
009,107-108 : wa lladziyna ttakhadzuw masjidan dhiraaran wa kufran wa tafriyqan bayna lmu-miniyna wa –irshaadan lli man haaraba llahha wa rasuwla hhu min qablu wa la yahlifunna –in –aradnaa –illaa lhusnaa wa llahhu yasyhhadu –inna hhum la kaadzibuwna, laa taqum fiy hhi –abadan lla masjidun –ussisa ‘alaa ttaqwaa min –awwali yawmin –ahaqqu –an taquwma fiy hhi fiy hhi rijaalun yuhibbuwna –an yatathahhhharuw wa llahhu yuhibbu lmuththahhhhiriyna
Dan orang-orang yang mengambil masjid (untuk) kemudharatan dan kekafiran dan memecah antara orang-orang yang beriman dan mempersiapkan bagi orang yang menghadapi Allah dan Rasul-Nya dari sebelumnya, dan bagi akan bersumpah jika menghendaki kecuali kebagusan, dan Allah akan menyaksikan bahwa mereka bagi orang – orang yang dusta. Jangan mendirikan (shalat) di dalamnya selama-lamanya, bagi masjid yang dasarnya atas taqwa dari awwal hari lebih haqq supaya mendirikan di dalamnya (untuk shalat), di dalamnya akan ada laki – laki yang mencintai supaya membersihkan diri, dan Allah mencintai orang-orang yang membersihkan diri
m4stono said
jadi teringat masy di sasak lombok…ada islam wetu telu…mungkin cara pikirnya sama dengan si Hans
Opik said
Yg kduax dl aj deh…panjang bngt kang…dtelaah dl…salam…
qarrobin said
silahkan di riset, jika ada sanggahan mohon berasal dari al quran
zulhaq said
numpang berteduh dan menyejukkan hati 🙂
حَنِيفًا said
Idem 😀
Cuma bedanyah ikutan baca-baca … hehehe
2010 in review « Arch Carrying Angels said
[…] Ayat shalat di dalam quran […]
Abu Sahlan said
Assalaamu’alaykum..
saya menunggu balasan dari antum..sy hanya minta dalil tentang tatacara sholat dan wudhu’.ap yg ana baca diatas tidak didasarkan ilmiah melainkan perkiraan dan rekayasa dari antum.silahkan berikan penjelasan lebih detail dari al-qur’an,tentang cara sholat dan wudhu”..
qarrobin said
Wa ‘alay ka salaam
tentang tata cara, akhi lah yang lebih tahu
Al Quran menjelaskan secara garis besar misal rukuk dan sujud, memang tidak dijelaskan tata caranya karena umat mekkah telah mengetahui nya turun temurun dari Ismail dan Ibrahim
misal ketika ingin sujud, apakah lutut ataukah tangan dahulu menyentuh lantai, karena tidak ada di Al Quran maka hal ini bukan masalah yang penting
yang saya kritisi dari artikel akhi ini dalah, karena masalah sanggul dan kepang rambut tidak ada di Al Quran, maka kita tidak perlu meributkan apakah sanggul dan kepang harus dilepas ketika mandi setelah junub
tentang shalat, salah satu yang perlu kita perhatikan adalah ayat 073,020
… fa qra-uw maa tayassara mina lqur-aani …
maka bacalah apa yang memudahkan dari Al Quran
berarti apa yang kita baca di dalam shalat harus bacaan yang berasal dari ayat Al Quran
tentang wudhu dari 005,006 dan 004,043
Allah tidak menjadikan kesulitan bagi manusia
Wudhu :
1. Aghsilu
Membasuh wajah (cukup 1 kali)
Membasuh tangan hingga siku (cukup 1 kali)
2. Amsahu
Mengusap kepala (cukup 1 kali)
Mengusap kaki hingga mata kaki (cukup 1 kali)
Thaharah : setelah berhubungan dengan pasangan, aghsilu (basuhlah) sebelum shalat
Bagi orang yang sukaaraa : setelah sadar, ambil wudhu lalu dirikan shalat
Tayammum : jika tidak menemukan air, menggunakan lapangan (tanah atau dinding) yang bersih
Jika sakit
Jika bepergian
Setelah membuang hajad
Setelah berhubungan dengan pasangan (baik suami maupun istri)
Amsahu :
Mengusap wajah (cukup 1 kali)
Mengusap tangan (hingga siku cukup 1 kali)
Abu Sahlan said
bertobatlah ya akhi..
antum mengatakan: al-qur’an menjelaskan secara garis besar??? berarti anda tidak bisa hanya berpegang pada al-qur’an semata.
saya tanya anda: apakah anda MAHIR BAHASA ARAB,sehingga SEENAKNYA MENAFSIRKAN AL-QUR”AN.
bukankah setelah zaman ismail dan ibrahim:umat sudah berbuat menyimpang dan kafir dari islam,kemudian datang Rasulululloh..
berikan dalil secara gamblang dari kata2 antum: umat mekkah telah mengetahui nya turun temurun dari Ismail dan Ibrahim
al-qur’an tidak pisahkan dari hadits: apa yg tidak ada dalam al-qur’an maka dijelaskan dlm hadits.
berikan dalil tentang arti HADITSAN : CERITA.
semua artikel antum tidak pernah ada sumbernya, baik penjelasan ulama yang faqih.
anda mengatakan sy yg lebih faham ttg TATACARANYA. LALU ANDA SHOLAT DAN WUDHU SERTA BACAANNYA DARIMANA???SEDANGKAN AL-QUR’AN TIDAK MENJELASKAN???na’udzubillah..
qarrobin said
jika ada yang salah dengan tafsir saya di artikel di atas, mohon dikoreksi dengan tafsir anta
saya berkata misal rukuk dan sujud, anta kan juga udah tahu bagaimana rukuk dan sujud
tentang hadits di dalam ayat ini
012,111 : ma kaana hadiitsan yuftaraa walaakin tashdiiqa lladzii bayna yadayhi wa tafshiila kulli syai-in wa hudan wa rahmatan lli qawmin yu-minuuna
Apa (Al quran) adalah hadits yang dibuat-buat? tetapi (Al Quran) mengoreksi yang ada di hadapannya, dan menjelaskan tiap sesuatu, dan petunjuk dan rahmat bagi qawm yang akan beriman (yusuf 012,111).
ayat ini adalah firman Allah, jika tidak suka proteslah kepada Allah
sekarang saya balik tanya, apakah ada ayat di dalam Al Quran yang menyatakan : “al-qur’an tidak pisahkan dari hadits: apa yg tidak ada dalam al-qur’an maka dijelaskan dlm hadits.”
tentang bacaan shalat kan udah saya berikan link nya di https://qarrobin.wordpress.com/2010/11/11/shalat-as-haniif/
bukankah Allah menjelaskan di ayat 073,020 tentang bacaan shalat
… fa qra-uw maa tayassara mina lqur-aani …
maka bacalah apa yang memudahkan dari Al Quran
berarti apa yang kita baca di dalam shalat harus bacaan yang berasal dari ayat Al Quran
Abu Sahlan said
berarti antum tidak melakukan: doa’ masuk dan keluar wc, doa sebelum dan sesudah makan, doa masuk dan keluar masjid, do’a sebelum dan bangun tidur,dll.. atau bahkan tidak pernah SHOLAT SUNNAH RAWATIB???
kalo jawaban antum melaksanakan itu semua: darimana dalil tsb apakah ada dalam al-qur’an terutama SHOLAT SUNNAH RAWATIB??? berikan alasan yg ilmiah bukan akal semata.
Abu Sahlan said
semakin anda memberikan penjelasan tanpa dalil ilmiah maka semakin jelas kesalahan anda. kenapa?
pertama: anda belum menjawab sumbernya mana??apakah ada perkataan ulama’
kedua: kalau anda merasa sudah faqih, pertanyaan sy yg sampai saat ini belum terjawab APAKAH ANDA SUDAH MAHIR BAHASA ARAB DAN TAFSIR AL-QUR’AN???
ketiga:berkali-kali sy katakan darimana terjemahan antum ttg:(yusuf 012,111)..makna haditsan:hadits..apakah ulama’, berikan rujukannya..atau dari ANDA SENDIRI???kalau iya, jawab pertanyaan kedua.
keempat: “al-qur’an tidak pisahkan dari hadits..jawaban: bukankah dalam alqur’an kita diperintahkan untuk mengikuti perintah Rasululloh baik dari perkataan,perbuatan (uswatun nafs).
contohnya banyak sy sampaikan sebagian:
“Maka bertanyalah kalian kepada ahlu adz-dzikr jika kalian tidak mengetahui, dengan penjelasan-penjelasan dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan adz-dzikr kepadamu agar kamu menjelaskan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka, dan supaya mereka mau berpikir.” (An-Nahl: 43-44)
Mereka yang dimaksud dengan “ahlu adz-dzikr” dalam dua ayat ini adalah para ulama. Dan, seseorang tidak mungkin disebut sebagai alim (bentuk jama’; ulama) kecuali apabila dia menguasai Al-Qur`an dan Sunnah secara bersama-sama. Dengan demikian, sesungguhnya “ahlu adz-dzikr” itu adalah ulama Al-Qur`an dan Sunnah. Dikarenakan Sunnah merupakan bagian dari wahyu inilah, maka Allah memudahkan para ulama untuk menyeleksi dan memilah Sunnah; mana yang benar-benar Sunnah dan mana yang bukan Sunnah Sebab, Allah pun menjaga Sunnah Nabi-Nya sebagaimana Dia menjaga Kitab-Nya.
Jadi, karena “adz-dzikr” juga mempunyai makna Sunnah, maka sesungguhnya Sunnah itu ada dalam Al-Qur`an, dan bahwa Sunnah adalah juga wahyu dari Allah. Apalagi Allah Ta’ala mengatakan,
“Dan tidaklah dia (Muhammad) berbicara dari hawa nafsunya. Tidak lain itu adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm: 3-4).
jika ANDA masih menolak ayat diatas terutama An-Najm. silahkan tafsir ayat diatas (bukan tafsir akal2an semata kecuali anda mahir bahasa arab dan tafsir).
kelima: ayat 073,020 tentang bacaan shalat. seperti anda bilang masih umum. kalo masih umum bagaimana bisa anda tahu tatacaranya dan bacaannya? kalo antum hanya bilang sholat baca dari al-qur’an, ini masih mujmal.
KALO ANDA TIDAK BISA MEMBERIKAN PENJELASAN ILMIAH, JANGAN DIPAKSAKAN KARENA SEMAKIN JELAS KESALAHAN ANDA.
qarrobin said
bukankah jelas di 012,111 memakai kata hadiyts, tanyakan sendiri kepada Allah mengapa tidak memakai kata lain
016,043-044 : wa maa -arsal naa min qabli ka -illaa rijaalan nnu whiy -ilay hhim fa s-aluw -ahhla dzdzikri -in kun tum laa ta’lamuwna bi lbayyinaati wa zzuburi wa -anzal naa -ilay ka dzdzikra li tubayyina li nnaasi maa nuzzila -ilay hhim wa la’alla hhum yatafakkaruwna
dan apa kami utus dari sebelum engkau (Muhammad) kecuali lelaki-lelaki yang kami wahyukan kepada mereka, maka tanyakan ahli dzikri jika adalah kalian orang-orang yang tidak mengetahui dengan bukti-bukti dan zabur, dan kami turunkan kepada engkau (Muhammad) Al Dzikra bagi membuktikan bagi manusia apa yang diturunkan kepada mereka dan agar mereka orang-orang yang akan memikirkan
Al Dzikra adalah Al Quran
015,009 -innaa nahnu nazzal naa dzdzikra wa -innaa la hhu la haafizhuwna
bahwa kami, kami yang menurunkan Al Dzikra, dan bahwa bagi nya bagi kami yang memelihara
hanya Al Quran yang memiliki jaminan dipelihara oleh Allah
hanya ada satu Sunnah di Al Quran yakni Sunnah Allah
053,004 : -in hhuwa -illaa wahyun yuwhayaa
jika dia, kecuali wahyu yang akan diwahyukan
053,010 : fa -awhayaa -ilayaa ‘abdi hhi maa -awhayaa
maka (Jibril) mewahyukan kepada hamba Nya apa yang (Allah) wahyukan
apa yang diwahyukan pada surah An Najm adalah Al Quran
tidak mungkin Nabi Muhammad saw mengucapkan hukum yang tidak ada di Al Quran
Abu Sahlan said
Apabila orang INKARUSSUNNAH mengatakan bahwa Al-Qur`an adalah penjelas segala sesuatu, seharusnya mereka bisa membuktikan penjelasan Al-Qur`an tentang perincian ibadah dan muamalah serta adab keseharian seorang muslim. Mereka (inkar Sunnah) harus bisa menunjukkan dalam Al-Qur`an tentang rincian tatacara shalat; bacaan, gerakan, dan jumlah rakaatnya. Mereka harus bisa membuktikan bahwa manasik haji secara lengkap terdapat dalam Al-Qur`an. Mereka harus mampu menunjukkan penjelasan Al-Qur`an tentang aturan jual-beli, hukum pernikahan, dan etika bermasyarakat. Demikian seterusnya. Apakah mereka bisa menunjukkan penjelasan hal-hal tersebut dalam Al-Qur`an? Sungguh, Sunnah-lah yang menjelaskan ini semua. Bagaimanapun juga, Sunnah adalah penjelas Al-Qur`an.
Abu Sahlan said
“Tidak ada kewajiban Rasul selain menyampaikan. Dan, Allah Maha mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan.” (Al-Maa`idah: 99)
“Dan apa yang dibawa oleh Rasul untuk kalian, maka ambillah. Dan apa yang kalian dilarang (melakukannya)nya, maka hentikanlah.” (Al-Hasyr: 7)
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (An-Nur: 63)
Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, “Maksudnya yaitu dari perintah Rasulullah. Perintah ini adalah jalan beliau, manhaj, dan jalannya. Perintah Rasul adalah Sunnah dan syariatnya, dimana semua perkataan dan perbuatan kita diukur dengan perkataan dan perbuatan Rasul. Apabila perkataan dan perbuatan kita sama dengan Rasul, maka hal itu bisa diterima. Namun, jika perkataan dan perbuatan kita menyalahi Rasul, maka ia tertolak, siapa pun orangnya.
“Dan tidaklah patut bagi seorang mukmin maupun mukminah apabila Rasulullah telah menetapkan suatu perintah, mereka mempunyai pilihan sendiri untuk urusannya. Dan barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Al-Ahzab: 36)
JIKA ANDA MERASA LEBIH ‘ALIM DARI IBNU KATSIR (SEMUA SEPAKAT DAN MENGAMBIL RUJUKAN DARI BELIAU TTG TAFSIR AL-QUR’AN) SILAHKAN TAFSIR AYAT2 DIATAS.SY TUNGGU JAWABAN ANDA
qarrobin said
005,099 : maa ‘ala rrasuwli -illa lbalaaghu
apa atas rasul kecuali menyampaikan
apa yang disampaikan oleh rasul adalah Al Quran
059,006 : wa maa -afaa-a llahhu ‘alayaa rasuwli hhi min hhum
dan apa saja harta rampasan (yang diberikan) Allah kepada rasul Nya dari (harta benda) mereka
059,007 : wa maa -aataa kumu rrasuwlu fa khudzuw hhu
dan apa yang diberikan kamu (oleh) rasul maka ambil ia
ayat ke-7 dari surah Al Hasyr ini adalah tentang pembagian harta rampasan
apa yang diberikan oleh rasul adalah pembagian harta rampasan
akhi seringkali memutus ayat dari konteksnya, tolong baca keseluruhan ayat jangan dipotong, lihat juga ayat sebelum dan sesudahnya
qarrobin said
bukankah cukup dengan membaca bismillahhirrahmaanirrahiym
saya balik tanya, apakah di Al Quran ada ayat yang memerintahkan shalat sunnah rawatib???
Allah memerintahkan shalat 2 rakaat (004,102) pada 3 waktu dalam sehari
011,114 : wa –aqimi shshalawaata tharafayi nnahhaari wa zulafan mmina llayli –inna lhasanaati yudzhhibna ssayyi-aati dzaalika dzikraa li dzdzaakiriyna
dan dirikan shalat – shalat (pada) dua taraf siang (pagi dan petang) dan (pada) bahagian permulaan dari malam, bahwa kebagusan akan menghapus keburukan, demikian ingatan bagi orang-orang yang ingat
017,078 : -aqimi shshalawaata li duluwki sysyamsi –ilaa ghasaqi llayli wa qur-aana lfajri inna qur-aana lfajri kaana masyhhuwdan
dirikanlah shalat – shalat bagi tergelincir matahari, kepada gelap malam dan (kepada) bacaan fajar, bahwa bacaan fajar adalah yang disaksikan
dua taraf siang dilihat dari perjalanan matahari
pertama bagi tergelincir matahari dimulai ketika terbit matahari
ke-dua kepada gelap malam yang berakhir ketika terbenam matahari
satu taraf malam dimulai dari bahagian permulaan dari malam dan berakhir ketika kita dapat membaca di waktu fajar
002,187 : … hattaa yatabayyana la kumu lkhaythu l-abyadhu mina lkhaythi l-aswadi mina lfajri …
… hingga terbukti bagi kamu benang putih dari benang hitam dari fajar …
ketika awal cahaya pagi datang yang disebut sebagai fajar, maka benang putih akan terbedakan dengan benang hitam, kertas putih akan terbedakan dari tinta hitam sehingga kita dapat membaca di waktu fajar. Terlebih lagi ia memberitahu bahwa karena waktu pagi dan malam malaikat bertukar tugas pada awal pagi, shalat yang dilakukan pada saat fajar adalah yang disaksikan. Ayat itu juga mengatakan bahwa bacaan di dalam shalat adalah bacaan dari Al Quran.
Abu Sahlan said
bukankah saya sudah bilang..berikan penjelasan ilmiah.setiap sy tanya: anda selalu berkutat pada jawabn yg sama.
pertanyaan2 sy harus anda jawab.
satu lagi: saya balik tanya, apakah di Al Quran ada ayat yang memerintahkan shalat sunnah rawatib???
pertanyaan antum ini justru akan menjadi bumerang buat antum.. sangat jelas tidak ada, makanya kenapa ada hadits. bisa disimpulkan: ANDA TIDAK MELAKUKAN SHOLAT SUNNAH RAWATIB.
ANDA JANGAN MEMBERIKAN PERTANYAAN SEBELUM MENJAWAB PERTANYAAN SAYA. JIKA ANDA SELALU MENGELAK DARI PERTANYAAN SY, KESIMPULANNYA ANDA MEMANG TIDAK PAHAM.
SEDIKIT ATAU BANYAK SAYA YAKIN ANDA MEMBENARKAN PENJELASAN SY. JIKA TIDAK JAWABLAH PERTANYAAN SAYA.
AFWAN JK TULISANNYA GEDE:BIAR TAMPAK JELAS PERTANYAAN SAYA
Abu Sahlan said
biar lebih gampang sy list pertanyaannya:
1.berikan dalil secara gamblang dari kata2 antum: umat mekkah telah mengetahui nya turun temurun dari Ismail dan Ibrahim
2.berikan dalil tentang arti HADITSAN : CERITA.
3.APAKAH ANDA SUDAH MAHIR BAHASA ARAB DAN TAFSIR AL-QUR’AN???
4.“Tidak ada kewajiban Rasul selain menyampaikan. Dan, Allah Maha mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan.” (Al-Maa`idah: 99)
“Dan apa yang dibawa oleh Rasul untuk kalian, maka ambillah. Dan apa yang kalian dilarang (melakukannya)nya, maka hentikanlah.” (Al-Hasyr: 7)
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (An-Nur: 63)
Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, “Maksudnya yaitu dari perintah Rasulullah. Perintah ini adalah jalan beliau, manhaj, dan jalannya. Perintah Rasul adalah Sunnah dan syariatnya, dimana semua perkataan dan perbuatan kita diukur dengan perkataan dan perbuatan Rasul. Apabila perkataan dan perbuatan kita sama dengan Rasul, maka hal itu bisa diterima. Namun, jika perkataan dan perbuatan kita menyalahi Rasul, maka ia tertolak, siapa pun orangnya.
“Dan tidaklah patut bagi seorang mukmin maupun mukminah apabila Rasulullah telah menetapkan suatu perintah, mereka mempunyai pilihan sendiri untuk urusannya. Dan barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Al-Ahzab: 36)
JIKA ANDA MERASA LEBIH ‘ALIM DARI IBNU KATSIR (SEMUA SEPAKAT DAN MENGAMBIL RUJUKAN DARI BELIAU TTG TAFSIR AL-QUR’AN) SILAHKAN TAFSIR AYAT2 DIATAS.SY TUNGGU JAWABAN ANDA
5.Mereka (inkar Sunnah) harus bisa menunjukkan dalam Al-Qur`an tentang rincian tatacara shalat; bacaan, gerakan, dan jumlah rakaatnya. Mereka harus bisa membuktikan bahwa manasik haji secara lengkap terdapat dalam Al-Qur`an. Mereka harus mampu menunjukkan penjelasan Al-Qur`an tentang aturan jual-beli, hukum pernikahan, dan etika bermasyarakat. Demikian seterusnya. Apakah mereka bisa menunjukkan penjelasan hal-hal tersebut dalam Al-Qur`an?
Silahkan jawab,berikan dalilnya dari al-qur’an dan penjelasan ulamanya. baru anda boleh memberikan pertanyaan.
Abu Sahlan said
saya masih tunggu jawaban dari pertanyaan2 saya. masalah tafsiran ayat2 diatas. anda sama sekali menyelisihi ulama faqih sang peafsir Al-qur’an yang sudah diakui keilmuannya. dan KESEKIAN KALINYA ANDA HANYA BERSILAT LIDAH, MENCAMPURADUKKAN DAN SEMBARANGAN MENAFSIR. APAKAH ANDA MENGANGGAP LEBIH FAQIH???
qarrobin said
1.kan udah saya jawab
saya berkata misal rukuk dan sujud, anta kan juga udah tahu bagaimana rukuk dan sujud
2.inikan ucapan anta sendiri kalo ‘hadiytsan = cerita’
bukankah jelas di 012,111 memakai kata hadiyts, tanyakan sendiri kepada Allah mengapa tidak memakai kata lain
3.kapan saya bilang kalo saya mahir, coba anta cek sendiri per kata apakah ada yang salah dengan tafsir yang saya tuliskan
jika ada yang salah dengan tafsir saya di artikel di atas, mohon dikoreksi dengan tafsir anta
4.
005,099 : maa ‘ala rrasuwli -illa lbalaaghu
apa atas rasul kecuali menyampaikan
apa yang disampaikan oleh rasul adalah Al Quran
059,006 : wa maa -afaa-a llahhu ‘alayaa rasuwli hhi min hhum
dan apa saja harta rampasan (yang diberikan) Allah kepada rasul Nya dari (harta benda) mereka
059,007 : wa maa -aataa kumu rrasuwlu fa khudzuw hhu
dan apa yang diberikan kamu (oleh) rasul maka ambil ia
ayat ke-7 dari surah Al Hasyr ini adalah tentang pembagian harta rampasan
apa yang diberikan oleh rasul adalah pembagian harta rampasan
akhi seringkali memutus ayat dari konteksnya, tolong baca keseluruhan ayat jangan dipotong, lihat juga ayat sebelum dan sesudahnya
024, 063 : llaa taj’aluw du’aa-a rrasuwli bayna kum ka du’aa-i ba’dhi kum ba’dhan qad ya’lamu llahhu … lladziyna yukhaalifuwna ‘an –amri hhi …
jangan menjadikan seruan rasul di antara kamu seperti seruan sebagian kamu (kepada) sebagian (yang lain), sungguh akan diketahui (oleh) Allah … orang – orang yang akan memperselisihkan dari perintah Nya …
-amri hhi disini adalah perintah Allah
033,036 : … -idzaa qadha llahhu wa rasuwlu hhu –amran …
… bila ditetapkan (oleh) Allah dan rasul Nya suatu perintah …
tidak mungkin Muhammad saw menetapkan perintah yang berselisihan dengan Al Quran
sekali lagi : coba anta cek sendiri per kata apakah ada yang salah dengan tafsir yang saya tuliskan
jika ada yang salah dengan tafsir saya di artikel di atas, mohon dikoreksi dengan tafsir anta
Abu Sahlan said
1. yang sy tanya: adakah penjelasan dalam Al-qur’an tentang gerakan dan tatacaranya. Ruku’, sujud,i’tidal, takbir. yang antum sampaiakan hanya global dan ini tidak cukup dijadikan dalil tanpa dalil yg detail.
2.‘hadiytsan = cerita’.. itu bukan jawaban dari sy melainkan dari terjemahan al-qur’an dan makna pada ayat tsb. sedangkan anda memberikan penjelasan makna hadiystan adlah hadits. mana penjelasannya dan sumbernya??? sedangkan anda berdalih.
3.kapan saya bilang kalo saya mahir, coba anta cek sendiri per kata apakah ada yang salah dengan tafsir yang saya tuliskan
jika ada yang salah dengan tafsir saya di artikel di atas, mohon dikoreksi dengan tafsir anta
semakin jelas kalo anda hanya menafsirkan sendiri. anda memang tidak mengatakan anda mahir.. tapi faktanya kalo anda menafsirkan Al-qur’an tanpa ilmu,paham bahasa arab berarti anda mengaggap ANDA MAHIR. jika TIDAk, ANDA TIDAK MUNGKIN BERANI MENAFSIRKAN AL-QUR”AN.
4.tidak mungkin Muhammad saw menetapkan perintah yang berselisihan dengan Al Quran
pernyataan diatas menunjukkan bumerang bagi antum. kenapa???anda percaya Rasululloh menetapkan perintah. berarti secara tidak langsug anda percaya hadits. karena lisan Rasululloh adalah wahyu. siapa yang bilang berselisihan dgn Al-qur’an. dari awal sy sudah jelaskan bahwa Al-qur’an dan sunnah saling melengkapi.
anda menafsirkan al-qur’an tanpa ilmu, tidak pernah belajar bahasa arab. BAGAIMANA MUNGKIN ANDA BISA MENAFSIRKAN AL-QUR’AN????
SY TIDAK BUTUH TAFSIR ANDA KECUALI ANDA PUNYA SUMBERNYA BAIK DARI ULAMA LAINNYA ATAU ANDA PAHAM BAHASA ARAB..
5.POINT KE LIMA BELUM ANDA JAWAB.SILAHKAN JAWAB..
Ifa said
Dalil waktu shalat menurut Qur’an, menurut saya adalah sbb :
3 kali waktu shalat :
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam”(QS 11:114)
=>1:pagi(subuh), 2:petang(maghrib), 3:malam(isya’)
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh” ( QS 17:78 )
4&5 : dari sesudah matahari tergelicir…
Sesudah matahari tergelincir,kapan waktunya ? bisa limit t->0 saat tergelincir (4.zhuhur),atau akhir dari saat kategori tergelincir (5.ashar)
Karena saya tidak mahir bhs Arab, sementara saya melakukan dulu pembenaran dalil 5-waktu yang dikemukakan para ahli tafsir, agama dan bahasa arab..
qarrobin said
PERTAMA :
011,114 : wa –aqimi shshalawaata tharafayi nnahhaari wa zulafan mmina llayli –inna lhasanaati yudzhhibna ssayyi-aati dzaalika dzikraa li dzdzaakiriyna
dan dirikan shalat – shalat (pada) dua taraf siang dan (pada) bahagian permulaan dari malam, bahwa kebagusan akan menghapus keburukan, demikian ingatan bagi orang-orang yang ingat
di ayat ini menggunakan –aqimi, perintah untuk mendirikan shalat dalam 1 hari yakni dua taraf siang dan satu taraf malam
nahhar artinya sungai, maksudnya siang merupakan aliran sungai dari cahaya matahari yang berhamburan di atmosfer bumi
siang dibagi menjadi dua taraf, pembagian ini dapat kita buktikan dengan melihat panjang bayangan pada suatu tiang
taraf pertama siang yakni dari shubuh ketika bayangan memiliki ukuran terpanjang hingga pertengahan siang ketika bayangan memiliki ukuran terpendek, jatuh tepat dibawah tiang
taraf ke-dua siang yakni dari pertengahan siang sampai matahari terbenam
taraf ke-tiga yakni malam ketika benang putih dan benang hitam tidak dapat dibedakan dimulai dari matahari terbenam sampai fajar
KEDUA :
017,078 : -aqimi shshalawaata li duluwki sysyamsi –ilaa ghasaqi llayli wa qur-aana lfajri inna qur-aana lfajri kaana masyhhuwdan
dirikan shalat – shalat bagi tergelincir matahari, kepada senja malam dan (kepada) bacaan fajar, bahwa bacaan fajar adalah yang disaksikan
jika yang kang ifa maksud tergelincir matahari dimulai dari pertengahan siang, ini merupakan taraf ke-dua dari tharafayi nnahhaari
ghasaqi (evening) adalah senja ketika matahari terbenam (twilight), ini adalah bahagian permulaan (zulaf) dari malam
malam merupakan satu taraf diakhiri dengan terbit matahari, cahaya awal matahari kita sebut fajar, dari fajar sampai pertengahan siang merupakan taraf pertama dari tharafayi nnahhaari
shubuh berarti hamburan, mishbah (024,035) berarti yang memancarkan hamburan sehingga matahari juga dapat disebut sebagai pelita, mashaabiyha (067,005) berarti tempat-tempat hamburan yakni bintang – bintang, dan matahari adalah bintang terdekat dengan bumi
di ayat ini juga menggunakan –aqimi, jika ayat 011,114 menjelaskan tentang rentang dari matahari terbit sampai pertengahan siang sebagai satu taraf, dari pertengahan siang sampai matahari terbenam sebagai satu taraf, dari matahari terbenam sampai matahari terbit sebagai satu taraf
maka ayat 017,078 menjelaskan tentang titik yang memisahkan taraf, titik pertengahan siang ketika matahari tergelincir, titik senja ketika matahari terbenam, titik fajar ketika matahari terbit
KETIGA :
002,238 : haafizhuw ‘alaa shshalawaati wa shshalawaati lwusthaa wa quwmuw li llahhi qaanitiyna
Peliharalah atas (waktu) shalat – shalat dan (perhatikan) shalat – shalat (yang dipisahkan) pertengahan dan berdirilah bagi allah qaanitiyna
Di ayat ini tidak menggunakan –aqimi, tapi menggunakan hafizh yakni memperhatikan titik yang memisahkan taraf shalat
dua taraf siang dipisahkan oleh pertengahan siang ketika bayangan jatuh dibawah tiang dengan ukuran bayangan terpendek, terbenam matahari sebagai pertengahan yang memisahkan taraf ke-dua siang dan taraf malam, terbit matahari memisahkan taraf malam dan taraf pertama siang
jadi shalat adalah 3 waktu
shubuh, ketika cahaya matahari terbit mulai terhambur
zhuhur, ketika matahari nampak berbaur dengan sungai hamburan cahaya di atmosfer
‘isya, ketika hamburan dari cahaya matahari telah terbenam
Kemudian terserah dari kang Ifa dan teman – teman yang lain
If@ said
Taraf = period,
Kala begitu subuhnya bisa jam 11 WIB doong…
Di terjemahan Depag, artinya bukan “taraf” tapi “tepi” ?
qarrobin said
tharafayi nnahhaari = 2 tharaf siang
siang hari dibagi menjadi 2 tharaf
tharaf pertama, dari bayangan terpanjang di saat fajar sampai bayangan terpendek di tengah siang
tharaf kedua, dari bayangan terpendek di tengah siang sampai bayangan terpanjang di senja
arti shubuh adalah hamburan, maksudnya hamburan cahaya matahari di atmosfer, karena siang dibagi menjadi 2 tharaf, maka shubuh dapat dilakukan pada tharaf pertama siang, berarti bisa didirikan jam 11 WIB.
terserah Kang Ifa mau ambil terjemahan Depag “tepi” atau terjemahan Aiberg “taraf” atau “sisi”
Abu Sahlan said
@IFA: bukan hanya itu maksud pertanyaan sy: yang sy maksud adalah dalil tentang gerakan, bacaan dan tatacaranya. adakah dial-qur’an?? apkh ifa juga menolak HADITS?
Ifa said
@Abu
Salam kenal,
Baca baik-2 dulu komentar saya.
Saya hanya memenuhi permintaan sdr kita qarobin, yang menyakan dalil shalat 5 waktu dalam Qur’an… 🙂 Jangan langsung menuduh ingkar hadits (???)
Salam ukhuwah..
Abu Sahlan said
hehe..sy jg gak nuduh koq..itu hanya bertanya. ojo lali mampir di blog sy ya…hehe..
qarrobin said
@Kang Abu Sahlan dan Kang Ifa
terima kasih udah mampir dan memberikan nasihat
saya menterjemahkan apa adanya, silahkan dibantah
justru bantahan dari orang seperti kalianlah yang bisa menjaga aqidah umat islam
btw, saya minta maaf atas komentar saya di blog kang Abu Sahlan
saya mengkritisi hadits jika ia berselisih atau tidak berhubungan dengan ayat Al Quran, jika hadits tersebut tidak berselisih dengan Al Quran, maka saya menerimanya
karena kang Abu Sahlan ahli hadits, tugas akanglah menjelaskannya kepada saya
Samaranji said
Assalamu’alaykum,,, semua…
Maaf, sebenarnya apa yang diperselisihkan sih. Bukankah kita melaksanakan sholat yang sama, (minimal) 5 waktu dalam sehari, bukankah bacaannya juga sama ?
Skali lagi maaf, kita AMALKAN ilmu kita masing2 aja yuk. http://debu-semesta.blogspot.com/2011/04/sudahkah-kita-sholat-hari-ini.html
Ifa said
Tidak ada yang diperselisihkan, saya rasa kita disini saling belajar dan mengingatkan, sukur-2 menyadarkan dengan tanpa paksaan… Karena jika melaksanakan syariat berdasarkan penafsiran masing-2 semaunya berdasarkan AQ, seolah-olah umat Islam bukan umat yang solid. Tendensi terjadi perpecahan meski tanpa konflik.
Lihat agama tetangga (Protestan), yang tidak memiliki keseragaman dalam mengimplementasikan perintah kitab-sucinya, sehingga banyak sekali aliran-aliran dengan gereja masing-masing. Kita bersyukur, dimanapun kita berada bisa beribadah di masjid yang kita temui, apapun nama masjidnya.
Meskipun bukan golongan ingkar sunnah, saya juga berkeyakinan bahwa hadits yang bertentangan dengan Qur’an, tidak wajib untuk dipercayai. Salah satunya adalah yang meriwayatkan Rasulullah menikahi Aisyah ketika masik kanak-2/belum baligh.
Ini jelas merupakan titik lemah yang menjadi sasaran tembak bagi golongan yang secara aktif memusuhi Islam.
Salam..
qarrobin said
Salaam
Jika kita lihat mereka yang mempelajari hadits, sering terpecah menjadi beberapa mazhab, saya juga tidak bisa memaksakan, karena memang ada pilihan antara golongan kanan dan golongan Sabiqun
Kang Ifa punya blog ga?
Vinio Jubilee said
alhamdulillah, setelah melakukan hal2 berikut :
1) membaca dan berusaha memahami berhari2 tentang perintah sholat di Quran yg disampaikan di blog ini
2) komparasi berbagai pemahaman yang berbeda
3) keyakinan bahwa yang dijamin dipelihara Allah adalah Quran, bukan lainnya
4) meminta petunjukNya
Akhirnya saya mengganti sholat 5 waktu menjadi sholat 3 waktu. Dan betapa luar biasanya proses adaptasi yang harus dilalui, berbagai perasaan berdosa di awal2 karena merubah kebiasaan lama.
Cukuplah Allah bagiku, jadi buat yang meyakini sholat itu 5 waktu, jangan protes ya, ini tanggungjawab pribadiku, bahkan bila ini salah, juga bukan tanggungjawab qarrobin, karena saya dibekali akal pikiran sendiri utk mengkaji. Tak perlulah aku mahir berbahasa arab untuk memutuskan sesuatu, bukankah di belantara internet ini banyak yg ahli2 dan bisa dibandingkan? Toh sebelumnya saya mampu kok sholat 5 waktu bahkan ditambahi rawatib sebelum dan sesudah, masih dtambahi lagi berbagai jenis sholat sunah lainnya, jadi bila kuputuskan sholat 3 waktu, bukan karena memilih yang mudahnya saja, tapi karena keyakinan dan berserah diri.
Aku masih baca2 hadits juga, lalu crosscheck ke Quran sebagai pembenar. Bila beda, otomatis perkataan lainnya gugur, bila gak ada di quran berarti hal itu gak terlalu penting dipermasalahkan, pokoknya gak ribet lah, aku yakin sekali Allah selalu memberi kemudahan, Dia tak pernah mau menyulitkan, manusia sendiri yang suka ribut hal2 kecil, masa sih Tuhan bakalan meributkan gerakan2 kita atau jumlah zakat kita berapa, jumlah sedekah kita berapa? Niat kita lah yang dinilaiNya, dan hati kita selalu memberi tau kok kita itu ikhlas atau enggak.
Pokoknya quran nomer 1 lah buatku. Thanks to qarrobin, sejak urusan belajar ayat2 sholat ini, saya jadi banyak belajar quran, yg bahkan tiap hari memberi ilmu2 baru saking multidimensional nya. Itulah luasnya ilmu Allah, sampai wafatpun alquran takkan pernah selesai dipelajari.
Cukuplah Allah penolong bagiku
Salam
Samaranji said
Salam kenal,,,, mas/ pak…
Alhamdulillah juga saya belum menemukan lafadz takbir dalam sholat “Allahu Akbar” secara tersirat ada dalam Al Qur’an Al Kariim. Dan bagi saya sholat 5 waqtu tidak mengingkari Al Qur’an.
Cukuplah Allah Subhanahu Wa Ta’ala tempat kami memohon pertolongan.
Wassalam.
qarrobin said
di 029,045 ada : allahhi -akbar
Samaranji said
“…waladzikrulllaahi akbar” sering sy dengar ketika khotib mengakhiri khutbah jum’atnya, dilanjutkan kita berdiri dan memulai sholat jum’at.
Apakah dengan demikian takbir dalam sholat lafadznya “Allahi Akbar”, bukan Allahu Akbar ?
Thank’s kang,,,
qarrobin said
takbir tetap “Allahhu akbar”, karena kemaren kang ragap mempertanyakan ayat nya
untuk penjelasannya, saya tidak mendapatkannya di sekolah sd hingga kuliah, jadi akang bisa tanyakan sama guru akang
saya juga mencari dengan petunjuk kata-kata khotib mengakhiri khutbah, ketika akan memulai sholat jum’at. Saya bertanya apakah itu adalah ayat, setelah dicari memang ada
Adib Susila Siraj said
Alhamdulillah saya menemukan blog https://qarrobin.wordpress.com/ yang sangat menarik diskusi-diskusinya seputar agama Islam. Dalam masalah shalat atau kegiatan ibadah yang lain, tidak mungkin kita meninggalkan informasi dari hadits Nabi Muhammad s.a.w. Kalau kita memaksakan diri hanya semata-mata mencari informasi dari al-Quran dengan kapasitas pemahaman kemanusiaan kita yang amat terbatas, saya khawatir kita terpeleset dalam pemahaman yang dangkal dan kaku. Jadi menurut pendapat saya, kita harus mengikuti perintah Allah dalam Surah Ali Imran ayat 31: “Kalau kalian semua benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Nabi Muhammad).” Mudah-mudahan bermanfaat.
qarrobin said
terima kasih kang Adib atas wejangannya, hanya saja hadits mulai dituliskan sekitar 200 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad s.a.w
dan kita terbagi menjadi 4 mazhab, seperti umat Isa ibn Maryam yang terbagi menjadi 4 kitab
012,111 : maa kaana hadiytsan yuftaraa walaakin tashdiyqa lladziy bayna yaday hhi wa tafshiyla kulli syai-in wa hhudan wa rahmatan lli qawmin yu-minuwna
misal hadits yang menceritakan ayat tentang hukuman rajam, ayat ini kemudian dimakan kambing sehingga seakan Al Qur-an sekarang kekurangan 1 ayat tersebut.
052,034 : fa l ya-tuw bi hadiytsin mmitsli hhi –in kaanuw shaadiqiyn
saya yakin apa yang Muhammad s.a.w lakukan dan sampaikan pasti berasal dari Al Qur-an
bukankah di 012,111 disebutkan tafshiyla kulli syai-in, menjelaskan tiap sesuatu. Pada 004,102 mengindikasikan 2 raka’at shalat, bagaimana menurut akang? Bukankah shalat Jum’at itu 2 raka’at
Salaam
muhammad hakim said
kalau adanya khotbah sebelum sholat jum’at itu dari mana? apakah dalam Qur’an juga diperintahkan untuk khotbah sebelum sholat jum’at?
qarrobin said
@Muhammad Hakim,
kalo kita lihat di terjemahan depag pada surat al jumu’ah ayat terakhir, disebutkan qaaiman (berdiri), disitu ada tambahan dalam tanda kurung (berkhotbah), tapi tidak disebutkan apakah sesudah atau sebelum shalat
Apakah Pak Hakim ada Haditsnya?
hanifailayya said
Yg sy baca kok smwnya hny pke trjemahan aja ya… klo bhs arab itu lbh baik merujuk ke kamus lisaanul ‘arab. Klo tdk knal dgn kamus itu..atau tdk paham dgn isi kmus itu rasanya tdk perlu untuk dijadikan hujjah.
Wallahu a’lam.
Persoalan Shalat tiga waktu « حَنِيفًا said
[…] ayat Al Quran merupakan tafsir bagi ayat Al Quran itu sendiri Sumber: Ayat shalat di dalam quran […]
tattoos for men said
Hey there! This is my first comment here so
I just wanted to give a quick shout out and say I really enjoy reading
your posts. Can you recommend any other blogs/websites/forums that go over the same topics?
Thanks a ton!
HAPOSAN MARULI DAULAT BUTAR BUTAR said
Sahabat adalah seseorang yg slalu ada disampingmu yg sabar mendengarkan keluh kesahmu dan bersedia menemanimu menjalani hidup
WIDYA FADILLA said
Selain itu ada penyakit kista indung telur dan penyakit yang mematikan seperti kanker vulva kanker leher rahim kanker indung telur. Di seluruh dunia lebih dari wanita meninggal setiap hari karena kanker serviks dan di Indonesia kanker ini telah merenggut nyawa seorang wanita setiap jamnya.
ANDI ARIFIYANTO said
Tak peduli seburuk apapun masa lalumu cintai dirimu Hari ini kamu bisa memulai yg baru Beri yg terbaik tuk masa depanmu
Healthcare.Gov Cost said
Healthcare.Gov Cost
Ayat shalat di dalam quran « Arch Carrying Angels