Thaariq/1: Wassamaa-i waththaariqi.
Hanya qasamu (056,076) berarti sumpah. Ketika berkata ‘wa ssamaa-i’.
Awal dari ayat ini berasal dari suatu tempat. Karena orang akan mencampur Al Qur-an demikian, karena DZIKR (015,009) yang berarti apa yang ditautkan ke suatu tempat, ‘wa’ akan mencegah Al Dzikr dari pencampuran. Ini adalah keajaiban Quranic. Karena Allah menginformasikan bahwa masyarakat akan mengatur Al Quran tidak dalam urutan turun nya, tetapi menurut pemikiran mereka. Anda lihat, kami tetap pada kata ‘WA’. Ya, surah Thaariq ditautkan dengan surah lain.
Qiyaamah/17: inna ‘alay naa jam’a hu wa qur-aana hu
Sungguh atas Kami mengumpulkan nya (al dzikr) dan membacakan nya.
Qiyaamah/18: fa idzaa qara-naa hu fa ttabi’ qur-aana hu
Maka bila Kami membacakan nya, maka ikuti pembacaan nya.
Qiyaamah/19: tsumma inna ‘alay naa bayaana hu
Kemudian, sungguh atas Kami membuktikan nya.
Wa disini maknanya bukan sumpah. Maknanya, jika ia adalah sumpah ketika Allah kita berkata: ‘Dan apa tahu engkau apa Thaariq?’ Dia tidak akan berkata ‘wa’ tapi ‘fa laa uqsimu’. Seperti Dia membuat sumpah tentang tempat Blackholes di Waaqı’ah/75.
Waaqi’ah/75: maka tidak (kalian), Aku bersumpah dengan tempat yang ditimpa bintang-bintang
Ma’aarij/3: (timpaan) dari Allah yang mempunyai tempat-tempat naik
Thaariq/3: bintang (al tsaaqib) yang melubangi
Hijr/14: suatu pintu dari langit
Hijr/16: dan benar-benar kami jadikan di dalam langit (buruuj) suatu menara dan kami menghiasi ia (langit) bagi orang-orang yang memandang
Mulk/5: dan benar-benar kami hiasi langit terdekat dengan (mashaabiiha) tempat hamburan dan kami jadikan ia suatu lemparan (sinar kosmis) bagi syayaathiin
Hijr/17: dan kami menjaga nya (langit) dari tiap syaithaan yang dilempari (dari mashaabiiha)
Shaaffaat/6: Sungguh kami hiasi langit terdekat dengan suatu hiasan, (al kawaakib) planet-planet
Jinn/9: dan bahwa adalah kami menduduki dari nya (langit) tempat pendudukan (di kawaakib yang mengorbit mawaaqi’i) bagi mendengarkan (informasi buruuj)
Hijr/18: kecuali yang astaraqa pendengaran, maka diikuti ia, suatu syihab (dari buruuj), suatu yang terbukti.
Shaaffaat/10: kecuali yang khathifa lkhathfa, maka diikuti ia, suatu syihab, (tsaaqib) suatu lubang (dari buruuj ke mawaaqi’i)
Bagi huruf Waw untuk menjadi sebuah sumpah, ia harus mengambil salah satu nama Allah seperti ‘Wa Allahi’ (Wallahi). Bila awalan seperti Wa, Bi, Ya ada di depan nama Allah, mereka mendapatkan kesucian. Wallah, Billah dan Ya Allah. Jika koma (waw) adalah sumpah, setiap perangkai ‘wa’ akan menjadi sebuah sumpah, tetapi Allah kita membuat ‘qasim’ (seperti uqsima).
Selain itu Dia menekankan dengan mengatakan ‘sekiranya kamu mengetahui betapa agung sumpah ini’. Muhammad mengatakan ‘Ajarkan surah Waaqı’ah untuk anak-anak Anda, dan biarkan mereka mengajarkannya kepada anak-anak mereka’, dan membiarkan mereka untuk mengajar anak-anak mereka’ menekankan pentingnya Blackholes.
Waaqi’ah/76: dan sungguh ia (mawaaqi’i nnujuum), bagi suatu sumpah —sekiranya kamu mengetahui— suatu yang ‘azhiim
Waaqi’ah/77: dan sungguh ia, bagi (pintu turun nya) suatu bacaan, suatu yang unik
Waaqi’ah/79: tidak merasakan (pengetahuan di dalam) nya kecuali orang-orang yang membersihkan (prasangka)
Waaqi’ah/80: suatu yang diturunkan dari Rabb orang-orang yang berpengetahuan
Furqaan/30: dan berkata Rasul Ya Rabb sungguh qawm ku mengambil ini bacaan suatu yang tidak diacuhkan