Arch Carrying Angels

Ngobrol seputar science, quran dan hanification

orbit bulan L = 2 π R terbentuk selama 27.321661

Posted by qarrobin pada Oktober 18, 2009

orbit bulan L = 2 π R terbentuk selama 27.321661

“yang mengatur urusan dari langit kepada bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya di dalam satu hari adalah qadarnya seribu tahun dari apa yang diperhitungkan” (Q.S. Sajdah ayat 5).

Dari ayat diatas, kita akan menghitung qadar 1000 tahun dari apa yang diperhitungkan di dalam satu hari yang setara dengan kelajuan cahaya. Umat Islam memakai perhitungan satu bulan 29.53059 ketika bulan mengelilingi bumi. Kita juga tahu bahwa ketika bulan mengelilingi bumi, bumi juga mengelilingi matahari. Perhitungan 29.53059 bukanlah panjang orbit bulan L = 2 pi R yang sebenarnya, L = 2 pi R terbentuk selama 27.321661.

Malaikat yang mengatur urusan dari langit ke bumi, melaju dengan qadar 1000 tahun dari apa yang diperhitungkan di dalam satu hari. Kelajuan malaikat bukan suatu yang fixed, ia mengalami percepatan misal dari v=0 ke v dan ke v=c, sesuai dengan rumus Einstein tentang jarak yang memendek, suatu yang melaju dari v ke c, maka berapapun jarak semesta, akan tergapai.

c = 12000 L’ / t’
L’ = V x 27.321661 sidereal days x cos ø

Kanktono menyarankan saya menambahkan artikel blog saya dari wacana lain, artikel ini adalah ringkasan jawaban buat mas Parhobass di artikel milik mas Agorsiloku, silahkan baca diskusinya di http://agorsiloku.wordpress.com/2006/05/23/mengukur-kecepatan-cahaya-dari-pergerakan-bulan/ Menurut mas Agor, sebuah diskusi bukan untuk mencari titik temu, tapi memahami kedua belah pihak, teas dan anti teas. Itulah dialektika berpikir. Tidak ada yang menang dan yang kalah, tidak juga merusak keimanan, dari sumber manapun. Kalau salah di ujung kesimpulan, pahalanya satu jika diniati dengan usaha mencari ridha Allah. Jika benar, dipahalai dua.

Kadang dalam menjawab pertanyaan, saya juga tidak terlepas dari kesalahan memahami pertanyaan mas Parhobass. Kadang ada saya salah ketik, kadang ada yang lupa, karena terburu-buru untuk menjawab. Kadang juga ada yang salah, karena belum memahami. Karena kesalahan saya inilah, mas Parhobass mengingatkan kembali dengan mengulangi pertanyaannya. Sebagaimana mas Agor mengingatkan saya, artikel ini bukan untuk mencari siapa yang menang dan yang kalah dalam diskusi saya dengan mas Parhobass. Saya sangat senang dengan mas Parhobass yang telah memberikan kritikan yang membangun, beliau juga berdiskusi dengan sopan. Artikel ini juga bukan untuk memaksakan kehendak bahwa jawaban saya benar, diskusi saya dengan mas Parhobass juga bukan diskusi persoalan agama.

Menurut mas Parhobass, kita harus menelaah terlebih dahulu setiap artikel yang kita baca. Mas Parhobass mengingatkan saya untuk memahami artikel yang sedang dibahas, boleh jadi apa yang Mas Parhobas tanyakan mewakili pertanyaan kita tentang apa yang belum kita pahami tentang synodic days dan sidereal days. Kalau salah harus dikoreksi, kalau belum terpahami mungkin nanti (baik oleh kita maupun Mas Parhobass).

http://www.honeywellscience.com/nobel-laureates/physics/john-hall

Pengukuran lainnya dilakukan oleh John Hall adalah ilmuwan yang berjasa dalam mengembangkan laser dengan tingkat kestabilan frekuensi ekstrem tinggi. Dengan menggunakan laser tersebut, bersama koleganya ia berhasil mengukur kecepatan cahaya tanpa cacat (koreksi), yaitu 299.792.458 meter per detik.

sumber perhitungan yang saya kutip bisa teman2 baca dan pelajari di:
http://www.speed-light.info/speed_of_light_12000.htm

c = 12000 L’ / t’ = 12000 2 π R’ / t’

Both R’ and t’ are increasing but due to a fundamental law in astrophysics the ratio R’ / t’ remains the same: The tidal force decelerating Earth is the same force pushing the moon. Since the force pushing the moon is gravitational, then it is inversely proportional to the square of the distance to the moon. Similarly, this same force decelerating Earth is proportional to the change in kinetic energy in Earth’s spin, that is, it is inversely proportional to the square of Earth day. This makes the square of the distance to the moon to be directly proportional to the square of Earth day. This implies that the distance to the moon remains proportional to Earth day. Hence R’ / t’ is a constant equal to 3.976120966 (R’ / t’ = R cosø / t’). This makes the equation in the Quran c = 12000 L’ / t’ to be composed only of constants, with no variables. Hence, 12000 Lunar Orbits/ Earth Day is a constant forever.

V = 2 pi R’ / t’
= 2 pi R cos ø / t’

R’ / t’ adalah constant senilai 3.976120966
R’ / t’ = R cos ø / t’
R = 3.976120966 * t’ / cos ø
= 3.976120966 * 86170,43114 / cos(26,92952225)
= 384.295,4029618243

setelah didapat nilai R maka substitusikan ke
V = 2 pi R’ / t’
= 2 pi R cos ø / t’
= 2 * 3,141592654 * 384.295,4029618243 * cos(26,92952225) / 86170,43114
= 3682,3640350

C t’ = 12000 L’

The distance traveled by light in one Earth Day =
C t’ = 299792.458 km/sec x 86170.43114 sec
= 25833245358 km

The distance traveled by angels =
12000 L’ = 12000 x V x 27.321661 sidereal days x cos ø
= 12000 x 3682.3640350 km/hr x 655.71986 hr x cos(26.92952225)
= 25833245358 km

keterangan :
ø = (360 degrees / 365.2421987 heliosentric revolution) x 27.32166088 sidereal days
ø = 26.92952225 degrees

t’ = 86170.43114 sec

Earth is spinning with respect to stars much faster than the moon is orbiting Earth. This makes the angle between Earth’s isolated and compounded vectors to be different than
that of the moon. Today when the Earth rotates 360 degrees on its axis with respect to stars the Earth moves 0.9829560917 degrees around the sun. Hence Earth’s twist angle α = 0.9829560917 degrees.

α = (360 degrees / 365.2421987 heliosentric revolution) x (86164.0906 sec/86400 sec) = 0.9829560917 degrees

Just like when the moon recedes from Earth its spin slows down also when the Earth recedes from the sun its spin slows down, that is, its rotational kinetic energy decrease.
So as the distance to the sun increases to infinity Earth day increases to :
t’ = t / akar(cos α)
The ratio of the work required to stop Earth’s rotation is: cos α.
This means that without the energy gained from this twist Earth day increases to :
t’ = t / akar(cos α)
t’ = 86170.43114 seconds (6 seconds increase from 86164.0906 sec).

Every new moon (29.5 days) the moon will not return to the same point in the orbit (it will be at a different point). The moon returns to the same point in the orbit after only 27.3 days. When astronomers study the energy of orbits they use the sidereal system, that is, the moon has to return to the same position with respect to stars and not return to the same position with respect to the sun. When the moon returns to the same point with respect to stars the Earth-moon system would have moved 26.9 degrees around the sun (not 29.1 degrees).

When the Earth-moon system is still inside the solar system the position of the sun relative to Earth with respect to stars changes; this means that the moon has to make more than 360 degrees with respect to stars in order to point to the sun again. However when the Earth-moon system exits the solar system the position of the sun relative to Earth with respect to stars remains the same, that is, the moon now only has to make 360 degrees with respect to stars in order to point to the sun again (the synodic periods become equal to the sidereal periods). This means that the lunar month with respect to the sun becomes equal to lunar month with respect to stars and Earth day with respect to the sun becomes equal to Earth day with respect to stars. So the 1000 lunar years with respect to sun become equal to 12000 lunar months with respect to stars.

perhitungannya begini

kalender masehi : 365.2421987
bumi mengelilingi matahari 360 degrees

kalender hijriyah : 354.36708
bulan (yang titik awalnya berada diantara bumi dan matahari) mengelilingi bumi dan titik akhirnya kembali sejajar yakni bumi-bulan-matahari. Karena itu ia disebut synodic days, satu month = 29.53059
Pada kesejajaran bumi-bulan-matahari ini, bulan mengelilingi bumi lebih dari 360 degrees. Kalo saya memakai synodic days ini, maka nilai L orbit bulan tidak tepat 2 pi R. jika memakai 29.53059 maka nilai L akan lebih besar dari 2 pi R

saya tidak memakai kalender hijriyah di atas, karena tidak akan didapatkan 12000 L yang nantinya akan digunakan untuk mencari nilai c = 299792.458 km/sec

Mas Parhobass mempertanyakan mengapa saya memakai 365.2421987 yang jika dibagi dengan 27.32166088 menghasilkan nilai 13.36822824 L
namun nilai 13.36822824 ini tidak saya pakai misal
27.32166088 * 13.36822824 L * 1000 = 365.2421987 * 1000
karena nilai c akan lebih besar dari 299792.458 km/sec

yang saya pakai adalah sidereal days
27.32166088 * 12 L * 1000 = 327.85993056 * 1000

c = 27.32166088 * 12 L * 1000 * V * cos ø / t’
c = 655.71986 hr * 12000 * 3682,3640350 km/hr * cos(26.92952225) / 86170.43114 sec
c = 299792.458 km/sec

jawaban saya mengapa memakai ø = (360 degrees / 365.2421987 heliosentric revolution) x 27.32166088 sidereal days

adalah karena saya memakai respect to stars L = 2 pi R
pertama kita andaikan bumi tidak mengelilingi matahari, ketika bulan mengelilingi bumi 360 degrees selama 27.32166088 maka L orbit bulan = 2 pi R

kedua karena bumi dan bulan adalah satu system yang mengelilingi matahari sebesar 360 degrees
selama bulan membentuk L = 2 pi R mengelilingi bumi, system bumi-bulan juga bergerak mengelilingi matahari selama 365.2421987 untuk membentuk 360 degrees, karenanya di dapat ø = 26.92952225 selama 27.32166088

biar mas Parhobass lebih memahami perhitungan saya :
L = 2 pi R respect to stars

1 L 26.92952225 degrees — > 27.32166088 * 1 L = 27.32166088
2 L 53.8590445 — > 27.32166088 * 2 L = 54.64332176
3 L 80.78856675 — > 27.32166088 * 3 L = 81.96498264
4 L 107.718089 — > 27.32166088 * 4 L = 109.28664352
5 L 134.64761125 — > 27.32166088 * 5 L = 136.6083044
6 L 161.5771335 — > 27.32166088 * 6 L = 163.92996528
7 L 188.50665575 — > 27.32166088 * 7 L = 191.25162616
8 L 215.436178 — > 27.32166088 * 8 L = 218.57328704
9 L 242.36570025 — > 27.32166088 * 9 L = 245.89494792
10 L 269.2952225 — > 27.32166088 * 10 L = 273.2166088
11 L 296.22474475 — > 27.32166088 * 11 L = 300.53826968
12 L 323.154267 — > 27.32166088 * 12 L = 327.85993056
13 L 350.08378925 — > 27.32166088 * 13 L = 355.18159144

13.368228246232626722518257820188 L 360 degrees — > 27.32166088 * 13.368228245866435042290152310828 L = 365.2421987

perhitungan di 13.36822824 L hanya menjelaskan bahwa system bumi-bulan mengelilingi matahari 360 degrees, itu saja. Kalo saja system bumi-bulan tidak mengelilingi matahari, maka tidak akan terjadi pergeseran posisi titik awal-akhir L = 2 pi R. Kalo saja system bumi-bulan tidak mengelilingi matahari, maka cos ø tidak perlu digunakan

perhitungan berlanjut ke
12000 L — > 27,32166088 * 12000 L = 327859,93056

yang perlu mas Parhobas ingat, perhitungan saya menggunakan tahun respect to stars yakni 12 L = 327.85993056 untuk mencari nilai c

saya tidak menggunakan tahun 354.36708 * 1000
juga tidak menggunakan tahun 365.2421987 * 1000

perhitungan tidak berlanjut ke
13368,22824 L — > 27,32166088 * 13,36822824 L * 1000

kesimpulan :
intinya, satu tahun yang saya gunakan adalah respect to stars yakni 12 L = 327.85993056
L = 2 pi R selama 27,32166088 hari

c = 27.32166088 * 12000 * V * cos ø / t’
c = 655.71986 hr * 12000 * 3682,3640350 km/hr * cos(26.92952225) / 86170.43114 sec

c = 299792.458 km/sec

8 Tanggapan to “orbit bulan L = 2 π R terbentuk selama 27.321661”

  1. agorsiloku said

    ass.ww.
    ..Mas Parhobass mempertanyakan mengapa saya memakai 365.2421987 yang jika dibagi dengan 27.32166088 menghasilkan nilai 13.36822824 L
    namun nilai 13.36822824 ini tidak saya pakai misal
    27.32166088 * 13.36822824 L * 1000 = 365.2421987 * 1000
    karena nilai c akan lebih besar dari 299792.458 km/sec….

    Mas Qarrobin, ini juga yang tersirat disampaikan oleh HM Nur perhitungan sistem koordinat pada saat sebuah objek sama atau lebih tepat mendekati kecepatan cahaya, maka rumus menjadi rumit deh… karena faktor dilasi jarak dan waktu. Jadi tidaklah relevan untuk menggunakan pendekatan rumus sederhana. Cosmic affair, begitu HM Nur menyebutnya.

    Mas Parhobass juga menyinggung tentang inkonsistensi perhitungan dan pembuktian terbaliknya. Tapi, saya gagal memahami inkonsistensinya, karena rujukan perbedaan sinodic dan siderial memang dinyatakan perbedaannya (yang dikoreksi sederhana dengan rumus yang ada cos teta itu lho). Jadi, saya tidak menangkap masalah di situ.

    Tentang pembuktian terbalik ataukah substitusi angka. Ini saya juga kurang memahami.

    Namun, all of all, kemunculan angka yang hasilnya kecepatan cahaya yang bukan datang dari substitusi perhitungan matematika dan atau perhitungan berputar (seperti rumus-rumus sulap) menunjukkan angka kecepatan cahaya adalah unik dan tidak bisa sembarangan begitu saja muncul.

    Dengan begitu, kita bisa mempercayai bahwa ini betul-betul tanda-tanda dari kemahaagungan Allah Swt yang disampaikan kepada manusia…
    Wassalam, agor.

    • qarrobin said

      satu kali bulan mengelilingi(revolusi) bumi sama dengan satu kali bulan berputar(rotasi) pada porosnya, karena permukaan bulan yang menghadap ke bumi selalu menghadap ke bumi, jadi L = 2 pi R bisa digunakan sebagai tetapan

      c = 12000 L’ / t’ = 12000 2 π R’ / t’

      R’ / t’ berhubungan dengan gravitasi, jika R bertambah, maka bumi melamban dan t bertambah. ini adalah tetapan. Jadi bisa digunakan untuk mencari nilai V

      L = V x 27.321661 sidereal days
      L’ = V x 27.321661 sidereal days x cos ø
      karena R’ / t’ adalah konstan, maka L’ / t’ juga konstan.

      kekonstanan ini akan selalu konstan baik di bumi, di bulan maupun di blackhole. Kalo kita memakai satuan km/detik, maka nilai c akan berubah2 seperti yang Mas Parhobas maksudkan. Beda dengan L’ / t’ yang konstan

      saya juga tidak akan memaksakan jawaban saya benar kepada Mas Parhobas. Saya suka diskusi dengan beliau. Jika kami berdua beda memahami, dan berusaha untuk memaksakan titik temu, mungkin ga akan ketemu. Mungkin kita butuh teman2 yang lain atau para ahli matematika,fisika dan astronomi untuk cek dan rechek hasil diskusi kita.

      Kesalahan adalah proses belajar, mungkin suatu saat kita akan memahami.

      Salam salam, qarrobin

    • @Kang Qarrobin Djuti
      😀
      Sayah kira penjelasan dari @Kang Agorsiloku sudah jelas sekali, tapi biyar lebih runyam sayah mau tanya dulu dari yang paling sederhana.
      Diperlukan berapa kali putaran yang membwuat nilai pi terkoreksi “mendekati” nilai sebenarnya (kalau tidak mau disebut sesungguhnya) ?!

  2. lovepassword said

    Saya jadi penonton dulu ah. Melihat para pakar berdialog serius

  3. […] Sekarang tinggal memecahkan paradox relativitas umum. Seharusnya kita mendapatkan hukum yang sama baik pada pengamat yang diam maupun pada pengamat yang bergerak. Di manakah kita terjebak? Kita membuat batas kelajuan pada konstanta kelajuan cahaya, namun kita sendiri mendefinisikan konstanta itu dengan konsep yang relative yakni meter dan detik. Sehingga kita mendapatkan hukum yang berbeda pada si kembar A dan B. Lalu dengan apakah kita harus mendefinisikan konstanta kelajuan cahaya sehingga kita mendapatkan hukum yang sama pada setiap kerangka acuan, baik yang berada pada garis lurus maupun pada garis melengkung? c = 12000 orbit bulan / satu hari bumi. […]

  4. HENDIYANI said

    Jangan pernah menyerah perbaiki kesalahan dan teruslah melangkah

Tinggalkan komentar