Arch Carrying Angels

Ngobrol seputar science, quran dan hanification

What I’ve Done

Posted by qarrobin pada Mei 1, 2011

1. –aqimi shshalaata = Dirikan shalat di waktu yang tepat (dua taraf siang and satu taraf malam)

2. Dirikan shalat dengan cara yang benar.

Setelah mengucapkan ‘allahhu akbar’, a’uwdzu bi llahhi mina sysyaythaani rrajiym – bi smi llahhi rrahmaani rrahiym, sebuah surah pendek misalnya Fatiha dibaca. Setelah itu ruku’. Setelah itu sujud. (Tidak ada sami’a llahhu li man hamidah, rabba naa la ka lhamdu) Allahhu akbar yang pertama adalah wajib, yang lain tidak. Saya mengucapkan subhaana llahh ketika ruku’, juga subhaana llahh ketika sujud. Setelah raka’at kedua, aku duduk, saya membaca surah misalnya surah al ‘ashr. Saya salaam ke kanan dan ke kiri. Setelah shalat, saya membaca attahıyyatu, allahhumma shalli wa barik, dan ‘Qunut’. Jika kalian membaca ini dalam shalat, maka shalat kalian rusak. Karena do’a – do’a ini bukan ayat.

Kondisi pertama untuk mendirikan shalat dalam cara yang benar adalah bahwa shalat tentunya 2 raka’at. Setelah akhir 2 raka’at kalian salam ke kanan dan ke kiri. Qira-at adalah kewajiban yang mengikat dalam shalat, ini berarti kalian harus membaca sebuah surah dari Al Quran. Jangan pernah membaca attahıyyatu dll. Ini adalah puisi – puisi. Puisi tidak benar – benar sebuah shalat. Ini adalah upacara. Terlebih lagi karena mazhab Maliki juga tidak membaca attahıyyatu, hal yang saya katakan juga ide dari Ahlisunnah. Jawaban jelas di surah An Nisaa- ayat 101-102. Setelah 1420 tahun kita akan dapat melihat akhirnya bahwa shalat adalah 2 raka’at. Maliki membaca allahhumma shalli wa barik. Maliki tidak membaca subhaana ka, attahıyyatu, dan Qunut dalam shalat.

004,101 : wa –idzaa dharab tum fiy l-ardhi fa laysa ‘alay kum junaahun –an taqshuruw mina shshalaati –in khif tum –an yaftina kumu lladziyna kafaruw –inna lkaafiriyna kaanuw la kum ‘aduwwan mmubiynan

dan bila tampil kalian di dalam bumi, maka tidak ada atas kamu kesalahan, supaya mempersingkat dari shalat, jika takut kalian, bahwa akan memfitnah kamu orang-orang kafir, bahwa orang – orang kafir adalah bagi kamu musuh yang terbukti

004,102 : wa –idzaa kunta fiy hhim fa –aqamta la hhumu shshalaata fa l taqum thaa-ifatun min hhum mma’a ka wa l ya-khudzuw –aslihata hhum fa –idzaa sajaduw fa l yakuwnuw min waraa-i kum wa l ta-ti thaa-ifatun –ukhraa lam yushalluw fa l yushalluw ma’a ka wa l ya-khudzuw hidzra hhum wa –aslihata hhum wa dda lladziyna kafaruw law taghfuluwna ‘an –aslihati kum wa -amti’ati kum fa yamiyluwna ‘alay kum mmaylatan waahidatan wa laa junaaha ‘alay kum –in kaana bi kum –adzan mmin mmatharin –aw kun tum mmardhaa –an tadha’uw –aslihata kum wa khudzuw hidzra kum –inna llahha -a’adda li lkaafiriyna ‘adzaaban mmuhiynan

dan bila adalah (engkau) di dalam mereka, maka dirikan bagi mereka shalat, maka bagi mendirikan salah satu pihak dari mereka beserta engkau, dan bagi akan mengambil (mempersiapkan) senjata mereka, maka bila sujud (1 raka’at), maka bagi akan adalah dari belakang kamu, dan bagi memberikan pihak akhir yang masih belum shalat maka bagi supaya shalat beserta engkau (1 raka’at) dan bagi akan mengambil penjagaan mereka, dan senjata mereka, dan ingin orang-orang yang kafir, sekiranya kamu melengahkan dari senjata kamu dan perlengkapan kamu, maka mereka akan menyerang atas kamu satu serangan, dan tidak salah atas kamu jika adalah dengan kamu idzin dari ketidaknyamanan hujan atau adalah kalian sakit supaya meletakkan senjata kamu, dan mengambil penjagaan kamu, bahwa allah membilang bagi orang-orang yang kafir siksaan yang hiyna

‘dan bila adalah (engkau) di dalam mereka, maka dirikan bagi mereka shalat..’ Di sini salah satu yakni engkau, adalah pemimpin shalat. ‘maka bagi mendirikan salah satu pihak dari mereka beserta engkau, dan bagi akan mengambil (mempersiapkan) senjata mereka, maka bila sujud (1 raka’at), maka bagi akan adalah dari belakang kamu.’ Satu sujud adalah satu raka’at. Maksudku, kelompok dibagi menjadi dua. Pihak pertama mendirikan satu raka’at. ‘dan bagi memberikan pihak akhir yang masih belum shalat maka bagi supaya shalat beserta engkau (1 raka’at)’. Pihak ke-dua juga mendirikan satu raka’at. Mereka mempersingkat shalat menjadi 1 raka’at. Tapi karena pemimpin shalat tidak dapat mempersingkat nya, dia mendirikan nya seperti sehari-hari. Kelompok mendirikan nya satu raka’at, pemimpin shalat mendirikan nya satu raka’at tanpa mempersingkat nya. Arti dari ini adalah ini : Apa bentuk penuh dari shalat yang setengah nya adalah satu? Kalian dapat melakukan ini di waktu-perang. Perang = Perjalanan disertakan. Mari kita menangani perang : Kalian dapat melakukan ini :

1.Kalian dapat mendirikan shalat satu raka’at.

2.Kalian diizinkan tidak ikut berperang di kondisi alam.

Badai, demam, flu adalah alasan tidak ikut berperang. Apakah kita akan mengomentari ini? Dalam waktu yang lama, kita dibunuh seperti sekelompok semut. Sekarang, bahkan satu nyawa adalah berharga. Maksudku, Amerika Serikat untuk membunuh Thaliban, menggunakan ber-ton bom dan biaya dari ini adalah … … .. Bagi Amerika Serikat, untuk membunuh Vietnam menelan biaya 50.000 $. Sekarang biaya ini meningkat. Karena mulai sekarang, tak ada prajurit yang boleh terbunuh.

Dalam surah An Nisaa- ayat 102, Allah mengatakan ini. Kalian tidak boleh mengatakan seperti Kadir İnanır ‘tembak saya, saya akan pergi ke surga!’ Itu dalam waktu yang lama. Mulai sekarang, Allah tidak ingin hidup kita menjadi rusak bahkan dari hujan, flu.

Sekarang biarkan aku bicara tentang situasi perjalanan. Dalam perjalanan, shalat akan didirikan satu raka’at. Mi’raj kita menjadi sangat singkat dan asli. Dengan 5 waktu ditambah raka’at sunnah kalian tidak pernah dapat mendirikan shalat dengan cara yang benar, dan kalian tidak pernah bisa mendapatkan kerendahan hati. Itu adalah penganiayaan. Dan orang – orang muda tidak ingin memulai mendirikan shalat 5 waktu ditambah raka’at sunnah.

Jika makhluk yang memberitahu mereka bahwa itu adalah 3 waktu * 2 raka’at, satu miliar orang yang memiliki iman di dalam hati mereka akan mulai mendirikan shalat sehari-hari. Orang yang menulis dan mengatakan ini bukan aku, tetapi Allah dan ayat – ayat Nya. Ayat – ayat mengatakan bahwa pada dua taraf siang = tharafayi nnahhaar. Dua taraf ini dipisahkan oleh shalawaati lwusthaa = pertengahan siang ketika bayangan yang terpendek dan jatuh ke bagian bawah tiang.

Shalat dalam sehari adalah ini : Pada dua taraf siang. Sampai tengah siang dua raka’at. Setelah tengah siang dua raka’at. Satu taraf malam dua raka’at. Ini adalah kewajiban yang mengikat dan itu adalah perintah. Hal ini tidak bisa ditunda. Antara panggilan (adzan) ini adalah satu taraf.

Shalat shubuh adalah sampai tengah siang. Shubuh ini sangat disambut baik, karena disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat shubuh. Mereka bertukar tugas. Maksudku bayangan sangat panjang ketika shubuh. Sampai tengah siang itu adalah satu taraf. Kemudian kembali bayangan menjadi lebih panjang dan sampai akhir siang itu merupakan taraf kedua. Kedua shalat ini disebut ‘tharafayi’. Dua taraf.

Taraf pertama adalah Shubuh (hamburan cahaya matahari di atmosfer), taraf ke-dua adalah Nahhar (sungai cahaya matahari di atmosfer). Tidak ada İkindi (pertengahan sore) dan Yatsı (2 jam setelah matahari terbenam) dalam Al Quran. Para penerjemah mencoba untuk menempatkan mereka di komentar. Evening (ghasaqi) dan Yatsı adalah satu shalat dan dapat didirikan pada titik waktu manapun di taraf malam tersebut. Taraf malam dari pemisahan benang putih dan benang hitam yang tak dapat dibedakan, sampai pemisahan benang putih dan benang hitam yang dapat dibedakan adalah satu taraf dan itu adalah dua raka’at.

Tapi selain dari kewajiban yang mengikat ini, Allah memerintahkan : ‘bahwa bagi engkau di dalam siang pergerakan (urusan) yang panjang 073,007’, ‘… maka bacalah apa yang memudahkan dari Al Quran … 073,020’. Tapi terdapat juga ayat ‘dan dari malam maka menginginlah dengan nya … 017,079’, ‘dirikan (shalat) malam kecuali sedikit (dari akhir malam) 072,002’, ‘bahwa mengembangkan (shalat) malam ia sangat terhubung dan berdiri bacaan (untuk khusyuk) 073,006’, ‘… yang berdiri, akan dibacakan ayat – ayat allah pada beberapa saat di malam hari dan mereka bersujud 003,113.’

Allah menginginkan kita mendirikan shalat dengan bangun di malam hari. Ini bukanlah kewajiban yang mengikat. Ini adalah permintaan yang menawarkan kinerja ekstra. Terserah keinginan kalian. Jika kalian ingin, kalian melakukan nya sebanyak yang kalian inginkan. Kewajiban yang mengikat adalah 6 raka’at. Tetapi malam. Malam – malam musim dingin yang sangat panjang. Saya dapat mendirikan shalat 2-22-222 raka’at pada setiap dua raka’at aku harus melakukan salam. Ini disebut Witir.

Witir didirikan dengan bangun di larut malam. Ini adalah shalat ke-empat yang terserah keinginan. Sunnah menyebabkan kalian kehilangan waktu. Semua sunnah ditemukan oleh Muawiyah dan Yazid. Mengapa saya mendirikan shalat dalam jumlah terbatas? ia tidak sia – sia. Bukankah Allah mengatakan ‘bahwa mengembangkan (shalat) malam …’, ‘dirikan (shalat) malam kecuali sedikit (dari akhir malam)’, ‘… pada beberapa saat di malam hari …’, ‘dan dari malam maka menginginlah dengan nya …’. Bangunlah di tengah malam dan lakukan sebanyak yang kalian inginkan.

Ya, semua Syi’ah dan haniif dan agama Ibrahim mendirikan nya 3 waktu sehari. Ketika kita pergi Hajji, kita disebut tambahkan shalat harian (Cem) Para peziarah mendirikan nya 3 waktu dalam Hajji. Semua Syi’ah mendirikan nya 3 waktu sehari. Karena pemisahan itu tidak terjadi tiba – tiba. Seorang pejabat menipu Ali. Para pengikut Ali sejak hari itu menyebut diri mereka Syi’ah = diperlakukan dengan tidak adil.

Hari itu shalat harian tidak dikurangi menjadi 3 dari 5. Sebaliknya, itu meningkat dari 3 menjadi 5 untuk meningkatkan jurang antara kedua sekte. Hanya Sunni di Iran mendirikan nya 5 waktu sehari. Shalat rutin sehari-hari yang merupakan 3 waktu * 2 raka’at sejak Ibrahim, dibuat 5 oleh tiga generasi Abu Shufyan-Muawiyah-Yazid. Selalu ini politik Islam.

Abu Shufyan adalah kepala dari Mekkah. Dia adalah musuh utama Muhammad. Muhammad berbalik kembali dari Madinah dan mengambil Mekkah dari dia tanpa darah. Abu Shufyan, anaknya Muawiyah dan Yazid anaknya membuat trik untuk meneruskan agama dari ayah ke anak. Mereka menghancurkan Republik dan mereka menempatkan kesultanan sebagai gantinya.

Ketika saya menulis itu, apa yang mereka katakan padaku? Apakah kalian tahu? ‘Kau mendukung Ali, Hasan, Hüseyin terlalu banyak’, engkau adalah ‘kepala merah’. Mereka mengatakan ‘engkau tidak menyukai Muawiyah dan Yazid, engkau adalah Alawi.’

Lalu apa pun yang kalian katakan adalah sia-sia. Para shufyst dari Abu Shufyan. Musuh tingkat pertama bagi haniif. Adalah baik bahwa mereka tidak melakukannya 15 waktu. Sementara itu jawabannya datang. Sekitar 45 juta dari Syi’ah mendirikan shalat 3 waktu di Iran. Sekitar 60 juta Syi’ah di Pakistan mendirikan 3 waktu sehari. Kelompok – kelompok yang disebut Hazeri dan Dari di Afghanistan juga Syi’ah. 60% Iraq adalah Syi’ah, sisanya adalah Sunni. Di Iraq shalat lebih banyak didirikan 3 waktu sehari. Di setiap rumah di satu atau dua orang ada shufyanisme. Semoga Allah membantu kita. Semoga Allah melindungi kita, yang haniif, dari muslim lainnya. Semoga Allah melindungi ‘Gonca Kuriş’ kita dari pembunuh dari Hizbullah.

32 Tanggapan to “What I’ve Done”

  1. AbuRazziq said

    syi’ah yaa….hmmmm

    saya cross check dulu ya…tabayyun….

    • qarrobin said

      saya juga pernah crosscheck untuk tabayyun (membuktikan)

      kata teman saya yang syi’ah, mereka menjamak misal dzuhur dan ‘ashar menjadi satu waktu, maghrib dan ‘isya menjadi satu waktu, ditambah shubuh satu waktu, semuanya menjadi tiga waktu

      • ragap said

        Shalat yang dikerjakan Hans ini sama dengan tata cara nya Syi’ah atau beda sendiri?

        salaam

      • qarrobin said

        Shalat yang dikerjakan Hans, dari yang saya baca, berbeda dengan syi’ah

        Sumber Hans adalah Al Quran, coba buka https://qarrobin.wordpress.com/2010/11/11/shalat-as-haniif/

        sedangkan syi’ah sama seperti sunni tata cara nya menggunakan hadits

      • ragap said

        Kang Qarrobin sendiri, shalatnya ikut yang mana? Sunni, Syi’ah, atau Hans? apapun jawabannya, kenapa?

        terima kasih,

        salaam

      • qarrobin said

        saya ikut haniyfa

        010,105 : wa -an -aqim wajhha ka li ddiyni haniyfan wa laa takuwnanna mina lmusyrikiyna

        dan supaya dirikan wajahh engkau bagi agama haniyf dan tidak menjadi dari orang – orang yang mensekutukan

        dan banyak ayat – ayat lain

        namun saya tidak menyarankan buat teman – teman yang lain

      • ragap said

        maksudnya seperti yang Hans contohkan atau ada yang lain lagi kang?

        terima kasih,
        salaam

      • qarrobin said

        salaam salaam

        ya saya sependapat dengan Hans, dari apa yang saya telusuri dari tulisan nya

        Surah Al Kafirun, orang – orang yang tertutup, surah ini diturunkan ketika penduduk Mekkah telah menerima Islam, dan Muhammad saw mengatakan : Bagi kamu agama kamu, bagi ku agama (ku), mengapa ayat tidak mengatakan bagi kami agama kami?

        agama adalah sarana bukan tujuan
        bukan kita untuk agama dengan mengatakan ra-i naa, lihatlah kami dan akan menjadi -alladziyna hhum yuraa-uwna
        hari agama akan didirikan di Padang mahsyar

        sebagai sarana, agama lah untuk kita
        -undzur naa, perhatikanlah kami, peringatkanlah kami
        meski kita membaca Rabbi zidniy ‘ilman, namun untuk mendapatkan suatu pengetahuan, harus kita pelajari

        jika teman – teman tidak sependapat, maka tetaplah menjalankan shalat 5 waktu

        kebanyakan umat islam di Indonesia beraliran sunni atau ahlus sunnah wal jama’ah dan bermazhab syafe’i, ayah saya memilih thariqah Naqsyabandiah Khalidiah, salah satu paman saya ada yang kejawen, teman saya ada yang syi’ah, teman saya yang lain ada juga yang salafi dan banyak aliran lain

        dulu teman saya yang syi’ah mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw itu tidak pernah berbuat kesalahan, ia mengatakan kalo yang ditegur oleh Allah di surah ‘abasa ayat pertama bukanlah Nabi Muhammad saw

        teman saya yang salafi bilang kalo yang ditegur adalah Nabi Muhammad saw

        jika Nabi Muhammad pernah melakukan 3 kesalahan, dan kita tidak mempercayai itu apakah lantas kita harus menjadi syi’ah

        saya sependapat dengan sejarah islam yang diteliti oleh Hans
        di dalam pencarian saya, saya memilih haniifa muslima

        bahkan Nabi Musa as pernah membunuh seseorang, Nabi hidzir membunuh seorang anak kecil, setiap Nabi pernah melakukan kesalahan, adalah salah jika kita mengkultuskan seorang guru atau misal kita memaksumkan keturunan ‘Ali bin Abi Thalib

        terima kasih kembali udah bertanya kenapa?

    • @Kang Abu Razziq dan @Kang Qarrobin Djuti
      Bejinih lho.
      Karena kajian ini cukup berat dan perlu pembuktan secara tektual dan kontekstual maka sementara sayah baca-bacah ajah dulu yahh….

      Sekedar wacana:
      1. 1/7 tawaf = 1 keliling lingkaran = 360
      2. tawaf mengelilingi ka’bah yang berbetuk kubus (kotak) = 360
      3. 1 rakaat shalat = 360, 2 rakaat=720… dsb.
      4. 5. waktu shalat siang (180) + malam (180)
      5. Imam yang membaca QS 1 dan QS sunnah pada shalat siang (180) tidak sikerasken. (dzuhur, ashar)
      6. Imam yang membaca QS 1 dan QS sunnah pada shalat malam (180) tidak di lantunken dengan keras (maghrib, isya, subuh)

      Pertanyaan:
      PADA HARI JUM’AT tepat “tengah hari” jumlah SHALAT dzuhur (4) – (2) = DUA RAKAAT dan Bacaan Surat Al Fatihaah (QS 1) serta QS sunah… dilantunken (diperdengarkan dengan jelas) . Wy ?!… 😀

      Wassalam, haniifa.

    • ragap said

      ma’af kalau saya banyak bertanya ya kang… supaya saya tidak menduga-duga / menyangka-nyangka, saya pikir lebih baik ditanyakan langsung, mohon ma’af kalau kurang berkenan…

      Dengan kata lain, kang Qarrobin melaksanakan shalat seperti yang diuraikan oleh Hans, begitu?
      Jika demikian, besar kemungkinan belum bisa shalat berjamaah di masjid ya? kecuali kalau akang sudah ada ‘teman’ nya ya?
      kalau boleh saya simpulkan, shalat yg dilakukan hans(mungkin kang Qarrobin juga):
      a. 3 waktu @ 2 raka’at (subuh-tengah hari, tengah hari-senja, sekitar maghrib-isya/subuh)
      b.tiap raka’at 1 sujud, sehingga tidak ada ‘duduk diantara 2 sujud’.
      c.duduk ‘tasyahud’ di raka’at kedua (dengan telunjuk menunjuk atau tidak?), bacaannya bukan tahiyya tetapi bisa surah/ayat panjang/pendek dari Al-Quran ?
      d. tidak mengucapkan bacaan itidal (sami’ Allahuliman hamidah-rabbana lakal hamdu)
      e. saat ruku’ dan sujud membaca ‘subhanallaah’ atau ‘ayat Qur’an’ (boleh gak misal: Rabbana maa khalaqtaha dzaa bathilla subhanaka faqina adzabbannaar’?)

      mohon dikoreksi kalau kesimpulan saya salah kang…
      btw, saya belum menemukan kalimat yang persis sekali ‘Allaahu akbar’ dalam al-qur’an kang, barangkali akang sudah menemukan tolong saya diberi tahu ya?

      terima kasih kang, sekali lagi saya mohon ma’af bila kurang berkenan…
      salaam

      • qarrobin said

        terima kasih udah kritis dalam mengoreksi

        makanya saya tidak menyarankan kepada teman – teman yang lain
        umur saya belum 40 dan saya masih dalam pencarian

        sebenarnya saya membutuhkan saran dari teman – teman
        jika ada satu kesalahan, berarti apa yang dituliskan Hans perlu dikoreksi

        saya sangat suka dengan pernyataan Kang Ragap
        e. saat ruku’ dan sujud membaca ‘subhanallaah’ atau ‘ayat Qur’an’ (boleh gak misal: Rabbana maa khalaqtaha dzaa bathilla subhanaka faqina adzabbannaar’?)
        ini adalah satu hal yang sekarang menjadi pertanyaan

        hal yang ke-dua yang juga saya suka tentang takbiratul ikram
        saya juga belum menemukan kalimat yang persis sekali ‘Allaahu akbar’ dalam al-qur’an

        berarti tulisan Hans perlu dikritisi
        terima kasih udah mengingatkan saya

        jika sempat akan saya coba ajukan di http://www.facebook.com/profile.php?id=100002206265305
        coba akang coba tanyakan juga kesana, kalau boleh saya juga mohon kepada teman – teman yang lain untuk bertanya kesana

        saya pernah bertanya tentang shalat di http://www.facebook.com/profile.php?id=100000207585405
        tapi belum ada jawaban

      • qarrobin said

        @Kang Ragap, I have the answer from http://www.facebook.com/profile.php?id=100000207585405

        Tell your reader that AllahuAkber is exist in the quran. Subhanallah or Subhanerabbiyal Azim can not be changed because they are a seperation in the salat. These words seperate QIYAM from Ruku and Ruku from Sajda.

        There isn’t any pick-up forefinger when we sit and read a sura. This is an invention of Ebu Sophian-Muawiya and Yazid. In other words the enemy of Ahl el Bayt.

        Each rakat there are two sujud/Sajda.

        Apart from that everything is same in our Salat. But it’s 3 times a day 2 Rakat only. And only Surah and Ayat can be read during our Salats.

        ralat from qarrobin :
        insya Allah besok, untuk setiap kalimat 1 sujud akan saya koreksi menjadi 2 sujud, sepertinya perlu perombakan di blog ini

      • Orang Lewat said

        berarti solatnya seperti biasa dengan dua rakaat, dengan bacaan dari quran dan tanpa telunjuk pada duduk bersimpuh… 3 times a day

      • @Mas Orang Lewat
        Kata sampen sendiri lho ..

        saat ini saya memahami shalat dari nabi kita Hammadz berpengetahuan bangsa lemuria / MU (Mu-Hammadz) memang penyempurna ajaran WISHNU… bla..bla..bla..
        Sumber:

        Shalat as Haniif

        Berarti si WISHNU… mengubah dan mencotek AL QUR’AN dari Bahasa Arabiyum mubiin menjadi Bhs. Sansekerta.. dan mengaku-ngaku HINDU – BUDHA lahir lebih dahulu daripada Islam … hehehe… serta mengkorup jumlah shalat dari 5x jadi 3x….

        Kafirun Dogol syi’ah… 😛

      • Orang Lewat said

        @ kang Haniifa:
        Itu saya simpulkan dari kang Qaroobin setelah mendapat jawaban dari sahabatnya tentang sholat haniif… intinya mah rangkumannya begitu kang….

      • Intinya mah Hindu – Budha plagiat dari Nabi Ibrahim a.s… hehehe…

      • @Kang Orang Lewat
        Sampean tahu kalau Nabi Sulayman a.s membaca: Basmallah (Al Qur’an 1:1) !!!.
        ( Ingat sampean : Tentang surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Bilqis dari Sulaiman dan dimulai dengan kalimat sebagai berikut, “Dengan nama Allah Maha Pemurah, Maha Pengasih” (QS,27:30).

        ,Nah apa pendapat sampean kalau Nabi Ibrahim a.s, Nabi Ismail a.s dan Nabi Ishaq a.s, menurut sayah selalu membaca Al Fatihah setiyap SHOLAT ?!

      • Orang Lewat said

        @ kang Haniifa :
        dikatakan penyempurna karena Nabi kita Muhammad saw (manusia dengan tingkat penguasaan energi 100%) sudah diprediksi kehadirannya dan ditunggu oleh bangsa Lemuria…..

        WISHNU bukanlah hindu-budha…. tetapi Hindu-budha mengambil beberapa dasar ajaran WISHNU meskipun akhirnya tetap terjadi penyimpangan…

        Ajaran WISHNU (bukan orang atau Dewa) merupakan singkatan dari
        Waskita
        Iraada
        Satya
        Hambala
        Naaritha
        Umadhita

        di Izlan Lemuria dari petunjuk ADHAMA (nabi Adam)
        symbol geraknya mirip SOLAT umat islam

        agar tidak terjadi misinterpretasi
        sekedar catatan : “saya tidak berpendapat bahwa islam copy hindu-budha ataupun sebaliknya”. Nabi Ibrahim adalah Master Plannya hingga Nabi Muhammad terhadap umat manusia di dunia sampai semesta alam… Bangsa Lemuria pun tahu akan hal itu

        sehingga intinya ajaran Hanif Nabi Ibrahim sampai Nabi Muhammad
        dan ajaran WISHNU yang ada di lemuria memliki tujuan yang sama terhadap ibadah kepada Tuhan yang maha Esa…

        tolong bedakan dengan ajaran lain yang mengganggap DEWA… karena kalau disamakan maka konteks kita berdiskusi tidak akan ketemu…

        terima kasih…

        ————————————————————————————————-
        Nah apa pendapat sampean kalau Nabi Ibrahim a.s, Nabi Ismail a.s dan Nabi Ishaq a.s, menurut sayah selalu membaca Al Fatihah setiyap SHOLAT

        — iya sepakat kang
        — saya juga masih tetap sholat 5 waktu sesuai bacaan yang umumnya di indonesia.
        — saya hargai dan paham sikap kang Haniifa menjaga umat islam dari pemikiran aneh.

      • ragap said

        @Kang Qarrobin,

        “Tell your reader that AllahuAkber is exist in the quran. Subhanallah or Subhanerabbiyal Azim can not be changed because they are a seperation in the salat. These words seperate QIYAM from Ruku and Ruku from Sajda.”

        bagian ini saya masih kurang paham maksudnya, tolong dijelaskan dan kalau bisa info ayat yg ada Allaahu akbar nya ya…

        terima kasih…
        salaam

      • udah saya balik tanya tentang ayat nya, tapi belum ada jawaban

        mungkin @Kang Ragap ingin memastikan karena dari kesimpulan saya yang salah

        mungkin menurut teman saya, Allahhu Akbar adalah ucapan takbir ketika dari qiyam ingin melakukan ruku, dan dari ruku ingin melakukan sujud

        saya pernah baca menurut Hans, takbir pertama ketika memulai shalat adalah wajib, takbir berikutnya misal dari qiyam ingin rukuk boleh diucapkan boleh juga tidak

        i’tidal juga ada, namun tidak ada kalimat sami’allahhu li man hamidahh, karena kalimat tersebut bukan ucapan takbir, kalimat ini berasal dari Abu Shufyan

        juga tidak ada kalimat rabbana la ka lhamdu, karena kalimat ini berasal dari Muawiyah

        jadi dalam i’tidal kita tidak membaca apa-apa karena i’tidal adalah pemisah antara ruku’ dan sujud, ketika dari ruku’ ingin sujud kita i’tidal dulu dengan membaca ucapan takbir

        sedangkan subhanallah atau subhana rabbiya l’azhimi dan subhana rabbiyal a’laa adalah ucapan tasbih ketika ruku’ dan sujud

        jadi Allahu Akbar adalah ucapan Takbir
        dan Subhanallah adalah ucapan Tasbih

        duduk antara dua sujud, tidak membaca apa – apa, ia sebagai pemisah, namun tetap mengucapkan takbir ketika ingin ku’uda (duduk) dan mengucapkan takbir ketika ingin sujud ke-dua

        pada raka’at ke-dua, setelah sujud ke-dua kita melakukan duduk yang sering kita sebut tasyahhud, disini kita membaca ayat atau surah dari Al Quran

        coba Kang ragap tanyakan langsung ke teman saya tersebut

        terima kasih kembali udah kritis

        salaam salaam

      • @Kang Orang Lewat
        di Izlan Lemuria dari petunjuk ADHAMA (nabi Adam)
        symbol geraknya mirip SOLAT umat islam

        ______________
        Alhamdulillah, mungkin ini salah satu yang tidak bisa terima oleh sayah (mohon maaf lho).
        Jangankan tatanan kebudayaan Nabi Adam a.s, lha wong zaman Nabi Nuh a.s juga masih sangat misterius
        😦

        agar tidak terjadi misinterpretasi
        _______________
        Insya Allah,…

        sekedar catatan : “saya tidak berpendapat bahwa islam copy hindu-budha ataupun sebaliknya”.
        _______________
        Alhamdulillah, saya sepakat bahwa Islam dengan hindu-budha mungkin tidak saling copas 100% tapi saya yakin terjadi infiltrasi diantara keduanya, dan kita tidak bisa mengabaikan fakta 😀

        Nabi Ibrahim adalah Master Plannya hingga Nabi Muhammad terhadap umat manusia di dunia sampai semesta alam… Bangsa Lemuria pun tahu akan hal itu
        __________________
        Catatan yang tercecer.. hehehe…
        Dua secara global terbagi 2 bagian yaitu Barat dan Timur, Nabi Ibrahim menjadi Master Plane (Imam seluruh Manusia) sebab, dibelahan Barat yaitu kaum Nabi Luth a.s telah terjadi makar (pengikaran) kepada Allah dan Rasulullah, sehingga kaum tersebut diberanguskan dan yang tersisa adalah Nabi Luth a.s berserta dua putrinya serta beberapa gelintir pengikutnya.
        Dengan demikian tidak ada lagi Nabi / Rasulullah dari keturunan Nabi Luth a.s. (layaknya sebuah kerjaan yang normal, anak laki-laki adalah penerus tahta… mis. Marga dan atau Ibnu). Selanjutnya Kaum Nabi Ibrahim a.s tidak ada yang makar (pendosa) sampai beberapa generasi, hingga saat Bani Israil ingkar kepada Nabi Musa a.s dan Nabi Harun a.s … s/d sekarang… hehehe

        tolong bedakan dengan ajaran lain yang mengganggap DEWA… karena kalau disamakan maka konteks kita berdiskusi tidak akan ketemu…
        _____________
        Jujur saja pera pengkultus Dewa sendiri tidak bisa membedakan antara “Tuhan” dengan “Tuan” (orang sakti, saint, santo, maha guru, orang maksum 😀

        iya sepakat kang
        – saya juga masih tetap sholat 5 waktu sesuai bacaan yang umumnya di indonesia.

        _____________
        Alhamdulillah, my bro…

        – saya hargai dan paham sikap kang Haniifa menjaga umat islam dari pemikiran aneh.
        ______________
        Sekali lagi, Alhamdulillahi rabbil ‘alamin… dan mohon maaf kalau komentar saya terlalu sarkas atau pedas… sekurang-kurangnya buwat menjaga diri sendiri dari pemikiran yang nyeleneh

        Hatur tengkiu, Haniifa.

  2. Roy Rey said

    Gubrak… busyet om Qarrobin…. Maikin puyeng gw…

    Tapi setau gw tata cara shalat di yang ditunjukan imam di Makkah sampai saat ini masih yang benar dah…

    • @Kang Roy Rey
      Mantab’s tenan…

      Bukti:
      Nabi Muhammad s.a.w melakukan sa’i dan tawaf, berdasarken para “sesepuh” beliau di Mekkah (Ka’bah) 😀

      (jangan lupa ritual sa’i dan tawaf sudah ada sebelum Nabi Muhammad s.a.w lahir)

      eni wey.. .
      Kalau tidak ada ‘itidal maka 1 rakaat jadi tidak 360 dunk 😦

    • qarrobin said

      artikel disini juga ada kemungkinan salah, saya mohon pencerahan dari Kang Roy Rey dan Kang Haniifa dan teman – teman yang lain

    • Roy Rey said

      Semoga yang tersirat dan tersurat dalam ayat-ayat berikut membantu..

      Al-‘Imran (3) : 96

      إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكاً وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ

      3.96. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia .

      dan

      Ibrahim (14) : 35

      وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـذَا الْبَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ

      14.35. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.

      dan

      An-Naml (27) : 91

      إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ

      27.91. Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

      dan

      Al-Balad (90) : 1

      لَا أُقْسِمُ بِهَذَا الْبَلَدِ

      90.1. Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (mekah),

      dan

      At-Tin (95) : 3

      وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ

      95.3. dan demi kota (mekah) ini yang aman,

      dan

      Al-Ma’idah (5) : 97

      جَعَلَ اللّهُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ قِيَاماً لِّلنَّاسِ وَالشَّهْرَ الْحَرَامَ وَالْهَدْيَ وَالْقَلاَئِدَ ذَلِكَ لِتَعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَأَنَّ اللّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

      5.97. Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia , dan (demikian pula) bulan Haram , had-ya , qalaid . (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

      dan

      Al-Fil (105) : 2

      أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ

      105.2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?,

      Okeh…

    • qarrobin said

      terima kasih kang Roy Rey, benar – benar sangat membatu saya untuk mencari dan menemukan hidayah

  3. sreda said

    Siapakah sebedarnay anda (qarrobin) apakha nada yng mempunyai blog ini

    saya hanya ingin tahu

    trims

  4. akhbar said

    info yang bermanfaat

  5. Nama domainnya lucuu banget , dan ternyata blog nya sangat keren bangettt,,, jadi kepengin dech punya personal blog kayak beginian …

Tinggalkan komentar