Arch Carrying Angels

Ngobrol seputar science, quran dan hanification

Accross this New Divide

Posted by qarrobin pada April 27, 2011

Karena tulisan yang akan ditulis ini sangat mencolok. Ini adalah jenis tulisan bahwa kita harus menemukan kembali agama kita. Sampai saat ini Islam dikategorikan dalam 2 kelompok.

1.Hadits Islam

2.Haniif Islam

Anda mengetahui kelompok pertama. Kelompok ke-dua adalah minoritas. Untuk muslim hadits kita mengikuti cara ini :

Menurut Hadits, berapa waktu dan berapa rakaat kah shalat dalam sehari ?

Kita mengakui 5 waktu dengan 17 rakaat ditambah beberapa shalat sunnah.

Menurut Al Quran, berapa waktu dan berapa rakaat kah shalat dalam sehari ?

Jawaban saya adalah 3 waktu dengan masing – masing 2 rakaat

Perbedaannya terletak pada orang-orang yang mengajukan pertanyaan. Orang-orang yang mengajukan pertanyaan pertama dan pertanyaan kedua, apa yang mereka minta? Sadarilah. Ya, Al Hadits dan Al Quran.

Dalam Al Quran, shalat dalam sehari adalah 3 waktu. Orang – orang yang tidak percaya, hanya menuliskan ayat – ayat. Para penerjemah ingin mengkonversi 3 ke 5.

Misal nya berapa waktu kah shalat dalam sehari? Mari kita menemukan ayat – ayat.

011,114 : wa –aqimi shshalawaata tharafayi nnahhaari wa zulafan mmina llayli –inna lhasanaati yudzhhibna ssayyi-aati dzaalika dzikraa li dzdzaakiriyna

dan dirikan shalat – shalat (pada) dua taraf siang (pagi dan petang) dan (pada) bahagian permulaan dari malam, bahwa kebagusan akan menghapus keburukan, demikian ingatan bagi orang-orang yang ingat

017,078 : -aqimi shshalawaata li duluwki sysyamsi –ilaa ghasaqi llayli wa qur-aana lfajri inna qur-aana lfajri kaana masyhhuwdan

dirikan shalat – shalat bagi tergelincir matahari, kepada senja malam dan (kepada) bacaan fajar, bahwa bacaan fajar adalah yang disaksikan

dua taraf siang dilihat dari perjalanan matahari

pertama bagi tergelincir matahari dimulai ketika terbit matahari

ke-dua kepada senja malam yang berakhir ketika terbenam matahari

satu taraf malam dimulai dari bahagian permulaan dari malam dan berakhir ketika kita dapat membaca di waktu fajar

002,187 : … hattaa yatabayyana la kumu lkhaythu l-abyadhu mina lkhaythi l-aswadi mina lfajri …

… hingga terbukti bagi kamu benang putih dari benang hitam dari fajar …

ketika awal cahaya pagi datang yang disebut sebagai fajar, maka benang putih akan terbedakan dengan benang hitam, kertas putih akan terbedakan dari tinta hitam sehingga kita dapat membaca di waktu fajar. Ayat itu juga mengatakan bahwa bacaan di dalam shalat adalah bacaan dari Al Quran.

017,079 : wa mina llayli fa tahhajjad bi hhi naafilatan lla ka ‘asaa –an yab’atsa ka rabbu ka maqaaman mmahmuwdan

dan dari malam maka menginginlah dengan nya suatu keperluan bagi engkau (Muhammad) berharap supaya dibangkitkan engkau (oleh) rabb engkau, suatu maqam mahmuda

karena nabi Muhammad saw berharap untuk berada di surga mahmuda yang beratapkan sidrah tempat malaikat Jibril, maka nabi Muhammad saw diberikan shalat khusus untuk dirinya yakni shalat malam namun bukan kewajiban tetapi terserah keinginan beliau, sebanyak yang beliau inginkan namun dibagi per 2 rakaat setiap shalat. Shalat khusus untuk beliau ini kemudian dijadikan oleh umat Islam menjadi tarawih, padahal shalat malam ini bisa dilakukan pada malam apa pun tidak harus malam ramadhan.

Mari kita memberi komentar tentang ini. Tharafayi nnahhaar = dua taraf siang. Maksudku, Dia memberikan 2 waktu shalat untuk siang hari dan 1 waktu untuk malam hari. Jika ingin, kalian bangun di malam hari dan dirikanlah shalat sebanyak yang kalian inginkan. (3 waktu adalah kewajiban yang mengikat, keharusan) Tetapi ketika diberitahu jika mereka membaca ‘ayat – ayat allah pada beberapa saat di malam hari dan mereka bersujud 003,113’, hal ini bukan keharusan, tapi keinginan. Kalian bebas untuk memenuhi nya atau tidak. Tapi hati-hati, shalat di kedua taraf siang dan di waktu malam adalah kewajiban yang mengikat. Shalat tambahan ‘witir’ adalah menurut keinginan mu. 3 waktu ditentukan, yang ke-4 (yang diinginkan) ditunda hingga larut malam.

073,001-005 : yaa –ayyu hhaa lmuzzammilu, qumi llayla –illaa qaliylan, nnishfa hhu –awi nqush min hhu qaliylan, -aw zid ‘alay hhi wa rattili lqur-aana tartiylan, -innaa sanulqiy ‘alay ka qawlan tsaqiylan

Hai yang mana ia yang berselimut (Muhammad), dirikan (shalat) malam kecuali sedikit (dari akhir malam), seperduanya (pada musim semi dan musim gugur) atau kurangilah dari nya sedikit (pada musim panas), atau lebih atas nya (pada musim dingin) dan rattil al quran dengan irama teratur, bahwa sanulqiy atas engkau perkataan yang berat

003,113 : laysuw sawaa-an mmin –ahli lkitaabi –ummatun qaa-imatun yatluwna –aayaati llahhi -aanaa-a llayli wa hhum yasjuduwna

Tidak semua mereka sama dari ahli kitab ada ummat yang berdiri, akan dibacakan ayat – ayat allah pada beberapa saat di malam hari dan mereka bersujud

Mari kita menulis kembali surah Huud ayat 114.

011,114 : wa –aqimi shshalawaata tharafayi nnahhaari wa zulafan mmina llayli –inna lhasanaati yudzhhibna ssayyi-aati dzaalika dzikraa li dzdzaakiriyna

dan dirikan shalat – shalat (pada) dua taraf siang (pagi dan petang) dan (pada) bahagian permulaan dari malam, bahwa kebagusan akan menghapus keburukan, demikian ingatan bagi orang-orang yang ingat

–aqimi shshalawaata : shalat – shalat yang mengalami pergantian waktu. Ini seperti utang piutang laksana janji yang dibuat di ‘Qalu Bala’, dzaalika dzikraa li dzdzaakiriyna. Ini merupakan kewajiban yang mengikat yang dilakukan pada waktu yang tepat.

033,056 : inna llahha wa malaa-ikata hhu yushalluwna ‘alaa nnabiyyi yaa –ayyu hhaa lladziyna –aamanuw shalluw ‘alay hhi wa sallimuw tasliyman

bahwa allah dan malaikat nya akan bershallawa atas nabi, hai yang mana ia orang-orang yang beriman (berilah) penghormatan atas nya dan (ucapkanlah) kesejahteraan yang taslim

–aqimi shshalawaata : shalat – shalat sebagaimana yang kita ketahui. Tetapi ketika ‘–aqimi’ tidak diucapkan, ini bukan shalat – shalat dalam sehari. Ini berarti shallawa. Misalnya dalam ayat ‘bahwa allah dan malaikat nya akan bershallawa atas nabi’, jika kalian mengatakan shallawa = shalat – shalat dalam sehari, kalian akan bermasalah. Mengapa Allah dan malaikat menyembah dan melakukan shalat – shalat dalam sehari untuk nabi? Jawaban yang benar adalah ini : ‘Allah dan malaikat bershallawa untuk nabi mereka’. Analisa ayat – ayat dengan pemisahan ini. Kalian akan melihat bahwa dalam ayat-ayat yang kalian pilih,

1.Terdapat shalluw, penghormatan.

2.Terdapat shalawaata, shalat – shalat dalam sehari.

3.Tidak terdapat penghormatan atau shalat – shalat dalam sehari, melainkan memperhatikan waktu.

002,238 : haafizhuw ‘alaa shshalawaati wa shshalawaati lwusthaa wa quwmuw li llahhi qaanitiyna

Peliharalah atas (waktu) shalat – shalat dan (perhatikan) pertengahan (yang memisahkan) shalat – shalat dan berdirilah bagi allah qaanitiyna

Waktu dari shalat dalam sehari ditentukan oleh matahari. Ketika benang putih dan benang hitam terbedakan (saat bayangan berada di dalam bentuk terpanjang), pagi masuk. Setelah itu, bayangan memendek dan jatuh ke bagian bawah tiang. Di sini, ayat yang berkaitan berkata ‘jagalah … pertengahan shalat – shalat = haafizhuw … shshalawaati lwusthaa’. Ia tidak berkata –aqimi shshalawaata. Tidak ada pergantian (seperti 011,114 dan 017,078). Ia tidak memberitahu kalian untuk melakukan shalat di tengah siang dan berhati-hatilah. Sebaliknya, ada asal mula dari kata rata-rata, yakni tengah. Terdapat tengah = wusthaa yang kita kenal dengan baik. Sampai bayangan jatuh ke bagian bawah tiang, ini adalah satu tharaf dari siang.

Ketika bayangan melewati ke sisi lain dari tiang, ini adalah taraf berikutnya dari siang. Waktu berikutnya dari shalat dimulai. Panjang bayangan bawah yang sangat pendek pada tengah siang, memanjang dan ketika matahari terbenam ia memiliki bentuk yang terpanjang. Setelah beberapa waktu kalian tidak dapat membedakan antara benang putih dan benang hitam. Sebagai contoh kalian tidak dapat membaca buku. Ini artinya : malam datang. Sampai pagi hanya ada satu waktu bagi seluruh malam.

Pada waktu siang ada suatu tiang bayangan, tapi di sisi lain dari bumi dimana sedang malam tidak dapat ada suatu tiang dan bayangan. Sehingga kalian memperpanjang tiang ke sisi malam titik per titik. Kalian akan melihat bahwa malam juga dibagi menjadi dua. Satu sisi malam adalah untuk kewajiban yang mengikat dan yang lain adalah untuk yang satu (witir) yang kalian ingin lakukan sebanyak yang kalian sukai sesuai dengan ayat ‘bahwa mengembangkan (shalat) malam ia sangat terhubung dan berdiri bacaan (untuk khusyuk) 073,006’. Disini, ini merupakan interpretasi dari ayat Huud 011,114 yang berkata ‘bahagian permulaan dari malam’.

011,114 : wa –aqimi shshalawaata tharafayi nnahhaari wa zulafan mmina llayli –inna lhasanaati yudzhhibna ssayyi-aati dzaalika dzikraa li dzdzaakiriyna

dan dirikan shalat – shalat (pada) dua taraf siang (pagi dan petang) dan (pada) bahagian permulaan dari malam, bahwa kebagusan akan menghapus keburukan, demikian ingatan bagi orang-orang yang ingat

073,006 : -inna naasyi-ata llayli hhiya –asyaddu wath-an wa –aqwamu qiylan

bahwa mengembangkan (shalat) malam ia sangat terhubung dan berdiri bacaan (untuk khusyuk)

073,007 : -inna la ka fiy nnahhaari sabhan thawiylan

bahwa bagi engkau (Muhammad) di dalam siang pergerakan (urusan) yang panjang

Sekarang mari kita menemukan ayat lain yang berkaitan dengan shalat. Mari kita menganalisa nya. Adalah mustahil bagi kalian untuk menunjukkan saya 5 waktu shalat dalam sehari. Saya percaya pada apa yang Allah informasikan. Para penerjemah yang mengkonversi 3 waktu ke 5 waktu.

002,238 : haafizhuw ‘alaa shshalawaati wa shshalawaati lwusthaa wa quwmuw li llahhi qaanitiyna

Peliharalah atas (waktu) shalat – shalat dan (perhatikan) pertengahan (yang memisahkan) shalat – shalat dan berdirilah bagi allah qaanitiyna

Ini bukan ‘shalat pertengahan’, tetapi ia memberitahu kalian untuk memperhatikan pertengahan yang memisahkan shalat – shalat ‘jagalah … pertengahan shalat – shalat = haafizhuw … shshalawaati lwusthaa’. haafizhuw = memelihara, menjaga. ‘alaa shshalawaati = atas shalat-shalat. (Ia tidak memberitahu kalian untuk melakukan shalat, tidak ada –aqimi shshalawaata) wa shshalawaati lwusthaa = pertengahan yang memisahkan dua taraf pada siang hari.

017,078 : -aqimi shshalawaata li duluwki sysyamsi –ilaa ghasaqi llayli wa qur-aana lfajri inna qur-aana lfajri kaana masyhhuwdan

dirikan shalat – shalat bagi tergelincir matahari, kepada senja malam dan (kepada) bacaan fajar, bahwa bacaan fajar adalah yang disaksikan

‘–aqimi shshalawaata = dirikan shalat – shalat’ dikatakan. Sampai saat ketika matahari di titik tertinggi (pertengahan siang), hingga saat ketika malam tiba, kemudian sampai awal cahaya pagi datang. Ia dihitung 3 waktu. Ia memberitahu kita untuk mendirikan shalat. Terlebih lagi ia memberitahu bahwa karena waktu pagi dan malam malaikat bertukar tugas pada awal pagi, shalat yang dilakukan pada saat fajar adalah yang disaksikan. The evil of night comes to an end. Siapa yang dapat memberitahu saya shalat dalam sehari adalah 5 waktu dalam Al Quran? Shalat pertengahan sore adalah surah ‘ashr menurut penerjemah. ‘ashr = shalat pertengahan sore??? Mari kita menulis surah ‘ashr.

1.dan waktu yang melalui zaman – zaman,

2.bahwa manusia bagi di dalam kerugian,

3.kecuali orang-orang yang bependirian, dan mengerjakan perbaikan, dan mewasiatkan dengan lengkap, dan mewasiatkan dengan shabar.

Sekarang dipersilahkan maukah kalian menemukan ku :

1.dimana shalat pertengahan sore?

2.bagaimana ia diadakan?

3.apa disana ada shalluw dan shalawaata?

4.apa ini shalat pertengahan sore?

Dalam Arabik ‘ashr = ratusan tahun, ‘asyr = sepuluh tahun (Aşar, öşür, aşura berarti desimal, sepuluh material) Shalat pertengahan sore dan shalat 2 jam setelah matahari terbenam (yatsı) muncul tentunya di dalam Al Hadits. Hanya mereka tidak berada di dalam Al Quran.

107,004 : fa waylun lli lmushalliyna

maka celaka bagi orang – orang yang shalat

107,005 : lladziyna hhum ‘an shalaati hhim saahhuwna

orang – orang yang mereka dari shalat mereka, orang – orang yang lalai

107,006 : lladziyna hhum yuraa-uwna

orang – orang yang mereka, orang – orang yang akan mempamerkan

Manusia selalu mengecewakan Pencipta mereka, dan Pencipta kita memanggil kita ‘yang tidak berterima kasih’. Maa’uun = yang ditamparkan ke wajah, dibalikkan kembali.

Mari kita menulis surah An Nisaa ayat 102-103.

004,102 : wa –idzaa kunta fiy hhim fa –aqamta la hhumu shshalaata fa l taqum thaa-ifatun min hhum mma’a ka wa l ya-khudzuw –aslihata hhum fa –idzaa sajaduw fa l yakuwnuw min waraa-i kum wa l ta-ti thaa-ifatun –ukhraa lam yushalluw fa l yushalluw ma’a ka wa l ya-khudzuw hidzra hhum wa –aslihata hhum wa dda lladziyna kafaruw law taghfuluwna ‘an –aslihati kum wa -amti’ati kum fa yamiyluwna ‘alay kum mmaylatan waahidatan wa laa junaaha ‘alay kum –in kaana bi kum –adzan mmin mmatharin –aw kun tum mmardhaa –an tadha’uw –aslihata kum wa khudzuw hidzra kum –inna llahha -a’adda li lkaafiriyna ‘adzaaban mmuhiynan

dan bila adalah (engkau) di dalam mereka, maka dirikan bagi mereka shalat, maka bagi mendirikan salah satu pihak dari mereka beserta engkau, dan bagi akan mengambil (mempersiapkan) senjata mereka, maka bila sujud (1 raka’at), maka bagi akan adalah dari belakang kamu, dan bagi memberikan pihak akhir yang masih belum shalat maka bagi supaya shalat beserta engkau (1 raka’at) dan bagi akan mengambil penjagaan mereka, dan senjata mereka, dan ingin orang-orang yang kafir, sekiranya kamu melengahkan dari senjata kamu dan perlengkapan kamu, maka mereka akan menyerang atas kamu satu serangan, dan tidak salah atas kamu jika adalah dengan kamu idzin dari ketidaknyamanan hujan atau adalah kalian sakit supaya meletakkan senjata kamu, dan mengambil penjagaan kamu, bahwa allah membilang bagi orang-orang yang kafir siksaan yang hiyna

004,103 : fa –idzaa qadhay tumu shshalaata fa dzkuruw llahha qiyaaman wa qu’uwdan wa ‘alaa junuwbi kum fa –idzaa thma-na ntum fa –aqiymuw shshalaata -inna shshalaata kaanat ‘alaa lmu-miniyna kitaaban mmawquwtan

maka bila selesai kalian shalat, maka ingatlah allah (sambil) berdiri, dan duduk, dan atas berbaring kamu, maka bila telah merasa aman kalian, maka dirikan shalat (dalam cara yang benar 2 raka’at) bahwa shalat adalah atas orang-orang yang beriman tulisan yang diwaqtukan

Mari kita menulis An Nisa 101.

004,101 : wa –idzaa dharab tum fiy l-ardhi fa laysa ‘alay kum junaahun –an taqshuruw mina shshalaati –in khif tum –an yaftina kumu lladziyna kafaruw –inna lkaafiriyna kaanuw la kum ‘aduwwan mmubiynan

dan bila tampil kalian di dalam bumi, maka tidak ada atas kamu kesalahan, supaya mempersingkat dari shalat, jika takut kalian, bahwa akan memfitnah kamu orang-orang kafir, bahwa orang – orang kafir adalah bagi kamu musuh yang terbukti

Shalat disingkat ketika di perjalanan. Ketika perjalanan diartikan, termasuk takut terhadap peperangan dan penjahat. ‘dan bila adalah (engkau) di dalam mereka, maka dirikan bagi mereka shalat’, maksud ku ayat mengatakan bila engkau adalah ‘imam’-pemimpin shalat- mereka, bagi mereka menjadi dua pihak. ‘maka bagi mendirikan (shalat) salah satu pihak dari mereka beserta engkau … maka bila sujud (1 raka’at) … maka bagi memberikan pihak akhir … supaya shalat beserta engkau (1 raka’at)’. Pemimpin shalat mendirikan 2 raka’at. ‘maka bagi akan adalah dari belakang kamu’, mempersingkat shalat. Pemimpin shalat tidak mempersingkat dan dia mendirikan sebagaimana hari-hari biasa. Dia menunggu bagi kedua pihak menyelesaikan shalat mereka.

Berapa raka’at kah shalat yang setengah nya adalah 1 raka’at? Sujud adalah akhir dari satu raka’at. Setiap satu pihak akan bersujud satu kali. Shalat memiliki 4 gerakan. Raka’at dimulai dengan berdiri tegak, kita ruku’, kita selesaikan raka’at dengan sujud. Kita berdiri dan mulai raka’at kedua, ketika shalat berakhir, kita duduk sebagai qu’uda. (gerakan ke-empat) yang ke-empat ini mengakhiri shalat. Sujud memisahkan raka’at. Qıyam adalah berdiri tegak, Ruku’ adalah membungkuk 900, Sujud adalah merebahkan, membungkuk 1800, menyentuh lantai, Qu’uda adalah duduk. Kalian salaam ke sisi kanan dan kiri. Kalian menyelesaikan shalat pada posisi Qu’uda. Untuk bersedekap adalah terserah keinginan makhluk. Yang penting adalah gerakan dasar tubuh. Seperti mengangkat kedua tangan kemudian kedua tangan kembali ke sisi, mengangkat kedua tangan kemudian ruku’, mengangkat kedua tangan kemudian sujud.

003,101 : wa kayfa takfuruwna wa –antum tutlaa ‘alay kum –aayaatu llahhi wa fiy kum rasuwlu hhu wa man ya’tashim bi llahhi fa qad hhudiya –ilayaa shiraathin mmustaqiymin

dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir dan kalian membaca atas kamu ayat – ayat Allah dan di dalam kamu rasul Nya? dan sesiapa ya’tashim dengan Allah maka sungguh dibimbing pada jalan orang – orang yang akan mendirikan

Bahkan Allah mengatakan bahwa mereka berasal dari Islam dan menanyakan mereka bagaimana mereka menghianati Muhammad saw.

009,107-108 : wa lladziyna ttakhadzuw masjidan dhiraaran wa kufran wa tafriyqan bayna lmu-miniyna wa –irshaadan lli man haaraba llahha wa rasuwla hhu min qablu wa la yahlifunna –in –aradnaa –illaa lhusnaa wa llahhu yasyhhadu –inna hhum la kaadzibuwna, laa taqum fiy hhi –abadan lla masjidun –ussisa ‘alaa ttaqwaa min –awwali yawmin –ahaqqu –an taquwma fiy hhi fiy hhi rijaalun yuhibbuwna –an yatathahhhharuw wa llahhu yuhibbu lmuththahhhhiriyna

dan orang-orang yang mengambil masjid (untuk) kemudharatan dan kekafiran dan memecah antara orang-orang yang beriman dan mempersiapkan bagi orang yang menghadapi Allah dan Rasul-Nya dari sebelumnya, dan bagi akan bersumpah jika menghendaki kecuali kebagusan, dan Allah akan menyaksikan bahwa mereka bagi orang – orang yang dusta. Jangan mendirikan (shalat) di dalamnya selama-lamanya, bagi masjid yang dasarnya atas taqwa dari awwal hari lebih haqq supaya mendirikan di dalamnya (untuk shalat), di dalamnya akan ada laki – laki yang mencintai supaya membersihkan diri, dan Allah mencintai orang-orang yang membersihkan diri

Muhammad saw telah menghancurkan masjid tersebut.

003,105 : wa laa takuwnuw kaa lladziyna tafarraquw wa khtalafuw min ba’di maa jaa-a hhumu lbayyinaatu wa –uwlaa-ika la hhum ‘adzaabun ‘azhiymun

dan jangan menjadi seakan orang – orang yang memecah dan berselisih dari setelah apa datang (kepada) mereka bukti dan demikian bagi mereka siksa yang ‘azhiym

ayat ini menceritakan tentang orang – orang yang mendirikan mazhab, para imam dari mazhab, dan orang – orang yang mengikuti mereka, orang – orang yang mencintai mazhab mereka melebihi agama mereka.

003,095 : qul shadaqa llahhu fa ttabi’uw millata –ibraahhiyma haniyfan wa maa kaana mina lmusyrikiyna

katakan “shadaqa llahh” maka ikutilah ajaran Ibrahim, haniif, dan apa adalah dari musyrikiyn?

003,113-114-115 : laysuw sawaa-an mmin –ahli lkitaabi –ummatun qaa-imatun yatluwna –aayaati llahhi -aanaa-a llayli wa hhum yasjuduwna, yu-minuwna bi llahhi wa lyawmi l-akhiri wa ya-muruwna bi lma’ruwfi wa yanhhawna ‘ani lmunkari wa yusaari’uwna fiy lkhayraati wa –uwlaa-ika mina shshaalihiyna, wa maa yaf’aluw min khayrin fa lan yukfaruw hhu wa llahhu ‘aliymun bi lmuttaqiyna

Tidak semua mereka sama dari ahli kitab ada ummat yang berdiri, akan dibacakan ayat – ayat allah pada beberapa saat di malam hari dan mereka bersujud, akan beriman dengan allah dan hari akhir dan akan memerintahkan dengan ma’ruf dan akan mencegah dari munkar dan akan bersegera di dalam kebaikan dan demikian dari orang-orang yang memperbaiki, dan apa yang akan mereka perbuat dari kebaikan maka tidak akan ditutupi ia dan allah mengetahui dengan orang – orang yang bertakwa

ayat ini menceritakan tentang haniif, jika kalian membaca ayat – ayat, mereka akan bertanya apa yang terjadi dengan hadits? Jika kalian membuka ayat dan menunjukkannya sebagai ‘ini diberitahukan oleh Allah’ jawaban mereka adalah ini ‘apakah engkau mengetahui lebih baik dari leluhur kami selama ratusan tahun? kakek buyut ku adalah syeikh Islam dan kakek ku adalah syeikh thariqat yang terkenal, kami muslim selama beberapa generasi’.

002,170 : wa –idzaa qiyla la humu ttabi’uw maa –anzala llahhu qaaluw bal na ttabi’uw maa –alfay naa ‘alay hhi –aabaa-a naa –awalaw kaana –aabaa-u hhum laa ya’qiluwna syay-an wa laa yahhtaduwna

dan bila dikatakan bagi mereka : ‘ikuti apa yang diturunkan allah’, berkata (mereka) : ‘bahkan kami mengikuti apa yang kami dapati atas nya bapak – bapak kami’, walau adalah bapak – bapak mereka tidak akan meng’aqal sesuatu dan tidak akan terbimbing

61 Tanggapan to “Accross this New Divide”

  1. assalamualaikum
    ehmmm,saya pernah membaca tulisan ini tapi lupa kapan.
    pertanyaan saya bagi penulis adalah ;
    1.dengan demikian mengimani rasul (dlm hal ini as sunnah) termasuk apakah?bid’ah?
    2.bagaimana dengan bacaan pada tiap pergantian gerakan?
    3.mentaati rasul berarti mentaati allah.pendapat bagaimana?

    • qarrobin said

      wa’alayka salaam
      memang sebelumnya udah pernah saya posting

      1.Jika Sunnah adalah Hukum Allah, berarti mengimani ayat – ayat Al Quran yang diterima oleh rasul dan disampaikannya
      Jika Sunnah adalah Al Hikmah, berarti mengimani ucapan rasul dengan dasar Al Quran
      Jika Sunnah adalah Al Hadits, berarti mengimani rangkaian yang perlu dikoreksi dengan Al Quran, jika hadits bertentangan dengan Al Quran, lebih baik hadits ditinggalkan daripada kita meninggalkan Al Quran seperti yang diinformasikan oleh Allah.

      025,030 : wa qaala rrasuwlu yaa rabbi –inna qawmiy ttakhadzuw hhaadzaa lqur-aana mahhjuwran
      dan berkata rasul : “ya rabb, bahwa kaum ku mengambil ini al quran yang ditinggalkan”

      052,034 : fa l ya-tuw bi hadiytsin mmitsli hhi –in kaanuw shaadiqiyn
      maka bagi supaya (mereka) memberikan dengan hadits (rangkaian) semisal nya (Al Quran) jika adalah (mereka) orang – orang yang mengoreksi

      025,033 : wa laa ya-tuwna ka bi matsalin –illaa ji- naa ka bi lhaqqi wa –ahsana tafsiyran
      dan tidak akan diberikan (kepada) engkau (Muhammad) dengan permisalan, kecuali kami datangkan (kepada) engkau (Muhammad) dengan yang lengkap dan sebaik-baik Tafsir

      ayat Al Quran merupakan tafsir bagi ayat Al Quran itu sendiri

      012,111 : maa kaana hadiytsan yuftaraa walaakin tashdiyqa lladziy bayna yaday hhi wa tafshiyla kulli syai-in wa hhudan wa rahmatan lli qawmin yu-minuwna
      apa (Al quran) adalah hadits (rangkaian) yang dibuat-buat? tetapi (Al Quran) mengoreksi yang di antara dua tangan nya, dan menjelaskan tiap sesuatu, dan petunjuk dan rahmat bagi kaum yang akan beriman

      hadits adalah rangkaian ‘qala …, qala …, qala …’, permisalan yang dibuat untuk Al Quran. Untuk mengecek hadits adalah dengan Al Quran. Jika hadits menceritakan sesuatu yang bertentangan dengan Al Quran, maka hadits tersebut adalah rangkaian yang dibuat-buat. Telah kita ketahui kalo hadits telah memecah Islam menjadi sunni dan syi’ah, bahkan terpecah lagi menjadi beberapa mazhab dan thariqat. Allah pun tidak menjamin kebenaran hadits, meski manusia menyebutnya shahih (asli), tapi manusia tidak dapat menyebutnya haqq (true/benar) atau rusyd (truth/kebenaran).

      2.https://qarrobin.wordpress.com/2010/11/11/shalat-as-haniif/

      3.An Nisaa- ayat 136

  2. if7005 said

    Bagaimana kalau ditambah lagi kelompok ke :
    3. Hadits & Hanif ???

    • qarrobin said

      silahkan, jika kang ifa punya analisanya, memang ada hadits yang berasal dari ucapan Nabi Muhammad saw, yakni hadits yang tidak bertentangan dengan Al Quran.

      • Abu Sahlan said

        subhaanalloh..kang qarrobin akhirnya mempercayai hadits. kali ini sy setuju dgn pendapat antum. hanya hadits shohihlah yang berasala dari nabi dan perlu digarisbawahi tidak akan mungkin bertentangan dgn Al-qur’an. Selamanya..

        sedangkan adanya hadits2 maudhu’ dan dhoif berasal dari Nabi tapi ulah orang2 yang jahil (baca bodoh) terhadap ilmu.

        ada sebuah kisah: ada seorang yahudi kaya raya yang rela menghabiskan semua hartanya untuk membuat hadits2 palsu. kemudian oleh pemerintah pada saat itu ditangkap dan pada saat hendak digantung diri: yahudi tersebut berkata:

        Aku tidak akan pernah menyesal digantung diri karena aku telah menyebarkan ribuan hadits2 palsu ke seluruh dunia.

  3. Samaranji said

    Assalamu’alaykum,,,.

    Kalo shalat 3waqtu, koq jadi kaya umat hindu dng trisadnya-nya. Kalo mau milih minoritas, ada pendapat yg lebih minoritas yaitu ga perlu sholat yg penting dzikir.

    Kalo meragukan hadits yg sudah disortir oleh ‘ulama terdahulu krn alasan qowla..qowla, maka kita juga berhak meragukan qowla hans von aiberg yg karyanya masih perlu diperbaiki translatenya. Translate yg ditranslate akan semakin menjauhkan makna sbnrnya.

    Kalo hans von aiberg ngaku cucu axel aiberg yg ‘katanya’ ketemu nabi khidr. Lalu darimana beliau mengenal nama ‘khidr’ yg bahkan scr implisit tidak disebut dalam Al Qur’an. Jadi kontradiksi lagi kan ?

  4. Samaranji said

    Beberapa catatan utk karya hans von aiberg yg diposting kang @Qarrobin.

    1. Translatenya perlu diperbaiki agar ga berpotensi misintrepetasi.

    2. Beliau lebih memilih qisah2 israiliyat (dan entah qisah dr mana) dibanding hadits utk menafsirkan Al Qur’an.

    3. Hans von aiberg yg lahir th 45 tentu terpengaruh dng kondisi politik Turki pd era pasca PD II yg sejaman dng Lawrence of arabia (berkonstribusi pd pemikiran wahhaby) dan Mirza ghulam ahmad (ahmadiyah), india.

    4. PD II bertanggung jawab atas perpecahan dalam Islam, dimana semangat kesukuan (klan) dan nasionalisme sempit digembar gemborkan di dunia Arab. Dan Turki sbg pihak yg dirugikan.

    5. Walaupun ada konsep ‘undzur ma qola wa laa tandzur man qola’ (perhatikan apa yg dibicarakan, jngn perhatikan siapa yg bicara). Sy justru merasa bnyk kontradiksi dlm tesis (baca : tafsirnya).

  5. Ifa said

    Assalamualaikum Kang Robin,
    Boleh ya saya panggil Kang-Robin ? 🙂
    Menurut analisa saya pribadi, dalil shalat 3 x sehari yang dikemukakan Aimer hanya menggunakan 1 ayat Qur’an itu kurang kuat. Kita ketahui, bahwa tidak mudah menafsirkan rahasia ayat-2 tertentu dalam Qur’an. Kadang-kadang ayat-2nya seperti kepingan puzzle yang bertautan satu sama lain. Untuk membuktikan kebenarannya, kadang-kadang harus mempertemukan dengan ayat-ayat lain.
    Bahkan kebenaran firman Allah tsb. ada yang baru bisa diketahui bila kita mempertemukan dengan kitab injil… ( percaya atau tidak ? )
    Kembali ke masalah shalat 3 waktu.

    Setidak-tidaknya, shalat wajib dilakukan minimal 4 x, ditilik dari dalil sbb.

    PERTAMA :
    “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam”(QS 11:114)
    Dalam 11:114, jelas bahwa shalat wajib dilakukan pada 3 waktu yg berbeda,yaitu : pagi, petang, dan permulaan malam.

    KEDUA :
    “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh” ( QS 17:78 )
    Menurut 17:18, shalat yang dilakukan pada kejadian matahari tergelincir juga harus dipenuhi. Jadi, melaksanakan 3 waktu meskipun telah memenuhi 11:114, belum tentu memenuhi 17:78 karena ada waktu tambahan saat matahari tergelincir (siang).

    Jadi paling tidak, shalat wajib dilakukan pada 4 waktu yang berbeda, dan tidak mungkin hanya dalam 3 waktu.

    KETIGA :
    “Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk” (2:238)
    Arti dari wustha adalah pertengahan. Bilangan yang memiliki nilai tengah adalah bilangan ganjil.
    Peliharalah segala salatmu… adalah shalat yang 4.
    Peliharalah shalat wustha (pertengahan).., adalah shalat diantara yang 2 sebelum dan 2 sesudah, alias ke-3.
    Jika waktu pertengahan adalah ke-3, maka keseluruhan waktu mestinya ada 5 ???

    Ini analisa pribadi, berangkat dari premise bahwa 5 waktu adalah benar. Meskipun berupa pembenaran, tetapi sepertinya tidak bisa dibuktikan jika premise-nya 3 waktu itu benar.

    Nuhun Kang.

    • AbuRazziq said

      saya lebih condong ke penjelasan ini…mengingat AQ ga lepas dari unsur bilanga…begitu pula shalat terdiri dari jumlah bilangan…

      penjelasan menggunakan bilangan lebih menjelaskan akan tafsir mengenai ayat-ayat shalat….

    • qarrobin said

      @Kang Ifa, terima kasih analisa nya
      semuanya kita kembalikan kepada Allah
      saya tidak memaksakan tafsir dari Hans von Aiberg
      kalo ga sesuai dengan pemahaman teman-teman saran saya jangan diikutin

      • If@ said

        @Kang Robin,
        Ditunggu giliran argumen-nya tentang sholat 3 waktu, secara kitabiah. Kalau alasannya cukup kuat mungkin saya akan berpikir ulang untuk tidak pakai 5 waktu… 🙂
        Syarat : bagi orang yang tidak berada di area kutub ut & sel…

      • qarrobin said

        @Kang Ifa,

        saya rasa di beberapa artikel disini udah dijelaskan, kalo akang bisa bahasa inggris, bisa langsung download chat 2001 dan 2002 disini

        Download

        untuk koment akang diatas, saya susun dulu dirumah reply nya, waktu ngenet tinggal sedikit, tunggu ya kang

      • Samaranji said

        Assalamu’alaykum,,, KAng Qarrobin…
        Kalo boleh tahu, Kang Qarrobin saat ini tinggal di eropa apa di Indonesia ?
        Kalo di Eropa, saat ini tentu dah liburan musim panas, ya Kang ?
        Btw, semoga kita senantiasa dalam Lindungan dan Rahmat Allah Ta’ala.
        ================================

        To @Ifa
        @Kang Robin, Ditunggu giliran argumen-nya tentang sholat 3 waktu, secara KITABIAH (???).
        >>> Apa maksudnya sholat 3 waktu yg sesuai ALKITABiah ??? Emang ada dalam Al Kitab, ttg sholat ?

      • qarrobin said

        PERTAMA :

        011,114 : wa –aqimi shshalawaata tharafayi nnahhaari wa zulafan mmina llayli –inna lhasanaati yudzhhibna ssayyi-aati dzaalika dzikraa li dzdzaakiriyna

        dan dirikan shalat – shalat (pada) dua taraf siang dan (pada) bahagian permulaan dari malam, bahwa kebagusan akan menghapus keburukan, demikian ingatan bagi orang-orang yang ingat

        di ayat ini menggunakan –aqimi, perintah untuk mendirikan shalat dalam 1 hari yakni dua taraf siang dan satu taraf malam

        nahhar artinya sungai, maksudnya siang merupakan aliran sungai dari cahaya matahari yang berhamburan di atmosfer bumi

        siang dibagi menjadi dua taraf, pembagian ini dapat kita buktikan dengan melihat panjang bayangan pada suatu tiang

        taraf pertama siang yakni dari shubuh ketika bayangan memiliki ukuran terpanjang hingga pertengahan siang ketika bayangan memiliki ukuran terpendek, jatuh tepat dibawah tiang

        taraf ke-dua siang yakni dari pertengahan siang sampai matahari terbenam

        taraf ke-tiga yakni malam ketika benang putih dan benang hitam tidak dapat dibedakan dimulai dari matahari terbenam sampai fajar

        KEDUA :

        017,078 : -aqimi shshalawaata li duluwki sysyamsi –ilaa ghasaqi llayli wa qur-aana lfajri inna qur-aana lfajri kaana masyhhuwdan

        dirikan shalat – shalat bagi tergelincir matahari, kepada senja malam dan (kepada) bacaan fajar, bahwa bacaan fajar adalah yang disaksikan

        jika yang kang ifa maksud tergelincir matahari dimulai dari pertengahan siang, ini merupakan taraf ke-dua dari tharafayi nnahhaari

        ghasaqi (evening) adalah senja ketika matahari terbenam (twilight), ini adalah bahagian permulaan (zulaf) dari malam

        malam merupakan satu taraf diakhiri dengan terbit matahari, cahaya awal matahari kita sebut fajar, dari fajar sampai pertengahan siang merupakan taraf pertama dari tharafayi nnahhaari

        shubuh berarti hamburan, mishbah (024,035) berarti yang memancarkan hamburan sehingga matahari juga dapat disebut sebagai pelita, mashaabiyha (067,005) berarti tempat-tempat hamburan yakni bintang – bintang, dan matahari adalah bintang terdekat dengan bumi

        di ayat ini juga menggunakan –aqimi, jika ayat 011,114 menjelaskan tentang rentang dari matahari terbit sampai pertengahan siang sebagai satu taraf, dari pertengahan siang sampai matahari terbenam sebagai satu taraf, dari matahari terbenam sampai matahari terbit sebagai satu taraf

        maka ayat 017,078 menjelaskan tentang titik yang memisahkan taraf, titik pertengahan siang ketika matahari tergelincir, titik senja ketika matahari terbenam, titik fajar ketika matahari terbit

        KETIGA :

        002,238 : haafizhuw ‘alaa shshalawaati wa shshalawaati lwusthaa wa quwmuw li llahhi qaanitiyna

        Peliharalah atas (waktu) shalat – shalat dan (perhatikan) shalat – shalat (yang dipisahkan) pertengahan dan berdirilah bagi allah qaanitiyna

        Di ayat ini tidak menggunakan –aqimi, tapi menggunakan hafizh yakni memperhatikan titik yang memisahkan taraf shalat

        dua taraf siang dipisahkan oleh pertengahan siang ketika bayangan jatuh dibawah tiang dengan ukuran bayangan terpendek, terbenam matahari sebagai pertengahan yang memisahkan taraf ke-dua siang dan taraf malam, terbit matahari memisahkan taraf malam dan taraf pertama siang

        jadi shalat adalah 3 waktu

        shubuh, ketika cahaya matahari terbit mulai terhambur

        zhuhur, ketika matahari nampak berbaur dengan sungai hamburan cahaya di atmosfer

        ‘isya, ketika hamburan dari cahaya matahari telah terbenam

        Kemudian terserah dari kang Ifa dan teman – teman yang lain

      • qarrobin said

        Salaam salaam,,, @Kang Samaranji…
        Saya tinggal di Indonesia
        Emang Kang Samaranji tinggal di Eropa yah, met liburan musim panas aja
        semoga kita senantiasa dalam Lindungan dan Rahmat Allah Ta’ala.

  6. qarrobin said

    salaam

    terima kasih buat teman-teman atas sharing pendapatnya, saya ga sempat banyak koment, i love you all my friend

    • Samaranji said

      Begitupun saya,,, I lop U pull juga.

      Oiya,,, apa nama “Qarrobin” berasal dari “Qarn” n “Rabb” ??? (Tanduk Tuhan) ??? he,,he,,, cuman asal.

      Setahu saya sih, Muqorrobiin adalah orang2 yg “didekatkan” dengan Allah Ta’ala.

  7. kaisnet said

    Assalamu’alaikum semuanya

    Maaf hanya numpang “menyimak saja” artikel dan kajian para da’i dan ustazd maupun ustadzah.

    SALAM untuk semua Saudaraku

  8. qarrobin said

    teman-teman pernah baca buku Dr.Shabbir Ahmed

    beliau habis2an mengkritik hadits dengan menuliskan sumber tentunya
    bahkan beliau mengatakan kalo mi’raj tidak terjadi, dan shalat 5 waktu adalah infiltrasi dari Namaaz Persia

  9. Ifa said

    Qarrobin,
    Boleh juga tuh bukunya, bisa minta copynya ? Ada link-nya gak ?

  10. Samaranji said

    Assalamu’alaykum,,, Kang Qarrobin.

    Mengkritisi hadits sudah pernah dilakukan para ‘Ulama terdahulu (baik dari generasi sahabat, tabi’in maupun tabi’t tabi’in). Jadi hal tsb bukanlah sesuatu yang baru. Yang perlu kita sadari adalah tidak semua hadits adalah palsu, yang lebih diwaspadai adalah tafsiran palsu.

    Misal dalam 003:101 dalam postingan diatas diarahkan untuk membentuk image bahwa para pendiri dan pengikut madzhab berambisi memecah belah Islam dan berkhianat pada Baginda Rasulullah SAW. Silahkan dicek lagi, walaupun kita bisa mengambil “sepotong” ayat, namun jangan pula mengabaikan konteksnya. Silahkan baca 003:099 – 101 dan simpulkan sendiri.

    Bahkan jika saya diijinkan bersu’udhon, saya akan mudah mengatakan, “Lihatlah para kafirun munafiqun telah menyelundupkan hadits2 palsu, namun di saat yang sama para kafirun munafiqun menolak SEMUA hadits dengan polesan -kembali pada al-qur’an – dengan maksud inkar sunnah namun kenyataannya menjajakan tafsiran palsu”.

    Btw, saya hanya pantas menyerahkan sepenuhnya pada Allah Azza Wa Jalla. Firman-Nya, kurang lebih artinya :

    Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah TANPA ALASAN YANG SAMPAI KEPADA MEREKA[*] tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al Mu’min :56).

    • qarrobin said

      Salaam salaam

      terima kasih kritiknya, di blog ini saya juga ingin belajar dari pendapat teman-teman
      karena artikel di blog bukan seperti buku yang menjadi pegangan penulisnya
      artikel bisa salah dan saya bisa mengambil koreksi dari teman-teman

    • qarrobin said

      pada 003,100 dijelaskan bahwa sebagian orang – orang yang beriman (pada ayat ke 101 disebutkan sebagai -antum : kalian) mentha’ati sebagian ahhli kitab (tuthiy’uw fariyqan mmina lladziyna -uwtuw lkitaaba)

  11. Samaranji said

    Oiya, Kang Qarrobin…

    Maaf, saya koq merasa @kang mengulang metode yang sama dalam mengenalkan konsep “hanification” yg diusung Hans von Aiberg, ya. Pertama kita disajikan ayat2 science n signs’s dalam Al Qur’an, dan selanjutnya… kita digiring pada masalah furu’iyah. (hal ini juga pernah @kang lakukan waktu mulai mengenal Abah Haniifa, kan ?)

    Btw, saya hanya mengambil hikmahnya saja. Kembali pada Al Qur’an, namun pertanyakan pula sejauh mana kita memahami Al Qur’an.

    • qarrobin said

      iya kang kemaren saya translate chat per tanggal, tapi karena temanya melebar, jadi saya pisahkan per tema, teruslah mengkritik artikel di blog ini kang, saya juga perlu belajar dari komentar-komentar nya

  12. If@ said

    Mohon dimaafken kalau salah.., tapi kalau saya buka kamus : tharafayi = “kedua tepi”
    AQ terjemahan Yusuf Ali :
    tharafayi = “two ends of the day”

    bukan “taraf” atau “period” atau “jangka-waktu”

    • qarrobin said

      itu terserah akang mau ambil yang mana

      terjemahan Yusuf Ali
      tharafayi nnahhaari = dua tepi siang

      atau terjemahan Hans von Aiberg
      tharafayi nnahhaari = dua sisi siang

      bukankah bahasa indonesia juga memiliki kata taraf

  13. if@ said

    @Qarrobin
    Di satu sisi aKang menterjemahkan “taraf = dua tepi” yang hasilnya adalah PAGI dan PETANG, seperti terjemahan yang anda suguhkan berikut :

    011,114 : wa –aqimi shshalawaata tharafayi nnahhaari wa zulafan mmina llayli –inna lhasanaati yudzhhibna ssayyi-aati dzaalika dzikraa li dzdzaakiriyna

    dan dirikan shalat – shalat (pada) dua taraf siang (pagi dan petang) dan (pada) bahagian permulaan dari malam, bahwa kebagusan akan menghapus keburukan, demikian ingatan bagi orang-orang yang ingat

    Tapi di sini : https://qarrobin.wordpress.com/2009/12/24/ayat-shalat-di-dalam-quran/#comment-2181
    Anda menterjemahkan taraf = period. Sehingga dua taraf siang diartikan sbg dua periode siang, yaitu : pagi~tengah hari dan tengah hari~petang, sehingga hasilnya adalah PAGI dan TENGAH-HARI
    Mana yang benar ???

    • qarrobin said

      yang benar adalah tharaf

      bukankah tepi pagi termasuk pada taraf pertama
      dan bukankah tepi petang termasuk pada taraf ke-dua

      taraf pertama : pagi ~ tengah hari
      taraf kedua : tengah hari ~ petang

      • If@ said

        Kalau begitu, (1).pagi, (2).petang, (3).permulaan malam
        Ditambah lagi, masih harus memenuhi lagi 017.078 : (4).Saat tergelincir matahari

        Hasilnya 4, bukan 3 ???

      • If@ said

        Menurut ilmu gathuk disini :

        Relativitas Kuantum

        Shalat 4 waktu pun valid ( minus shalat wustha / ashar ):

        subuh + zhuhur + maghrib + isya = 2 + 4 + 3 + 4 = 13 rakaat
        (jumlah siklus x 360) + jumlah Al-Fatihah = 13 x 360 = 4680 + 13 = 4693
        4693 / 19 = 247 … lolos verifikasi

        🙂 bisa aja

        Tapi ini analisa matematika, bukan kajian kitabiah..
        jadi jangan dianggap benar secara kitabiah.

      • If@ said

        Menurut ilmu gathuk disini :

        Re : Shalat Minimalis

        Shalat 4 waktu pun valid ( minus shalat wustha / ashar ):

        subuh + zhuhur + maghrib + isya = 2 + 4 + 3 + 4 = 13 rakaat
        (jumlah siklus x 360) + jumlah Al-Fatihah = 13 x 360 = 4680 + 13 = 4693
        4693 / 19 = 247 … lolos verifikasi
        🙂 bisa aja

        Tapi ini analisa matematika, bukan kajian kitabiah..
        jadi jangan dianggap benar secara kitabiah.

      • Samaranji said

        @ mas/mbak if@

        Assalamu’alaikum…
        Terima kasih berkenan menganalisa.

        Berapapun jumlah roka’at yang dikerjakan dalam sehari, akan lolos verifikasi “interlock 19” JIKA SETIAP ROKA’AT GERAKANNYA BERJUMLAH 360 derajat.

        1 Roka’at (versi yg saya amalkan)
        berdiri = 0 derajat
        ruku’ = 90 derajat
        berdiri = 0 derajat
        sujud = 135 derajat
        duduk = 0 derajat
        sujud = 135 derajat
        ———————- 360 derajat

        Sehingga rumus sampeyan
        ((A x 360 ) + A ) / 19 = 361.A / 19 = 19.A
        Hanya berlaku jika TIAP ROKA’ATNYA 360 derajat.

        Yang jadi masalah, versi hans vom aiberg MENGHILANGKAN SUJUD KEDUA, sehingga hanya kita peroleh 225 derajat (tiap roka’atnya)>>> inipun baru dugaan saya.

        Sedangkan perhitungan jumlah sudut TIAP ROKA’AT SESUAI ARTIKEL DI ATAS (silahkan baca lagi post di atas) konstruksinya sbb :
        1 Roka’at (Versi Hans von Aiberg
        Berdiri = 0 derajat
        Rukuk = 90 derajat
        Sujud = 180 derajat (ini sujud apa TIDUR TENGKURAP/ NDLOSOR ?)
        ————————- cuman 270 derajat, kan ?

        JADI, perbedaan gerakan setiap 1 roka’at inilah yg menjadikan tidak memenuhi 360 derajat, dng sendirinya rumus sampeyan harus diubah menjadi :
        ((A x 270 ) + A ) / 19 = 271.A / 19 = ?????

      • Samaranji said

        @ mas/ mbak if@

        Kalo boleh tahu, mengapa anda selalu menggunakan kata “secara KITABIAH” ??? Mengapa tidak pake istilah, “Qur’ani” ???

      • If@ said

        Mas Samaranji,
        Apakah berarti : berapapun waktu dan rakaat-nya , asal ada ruku (90) dan 2xsujud (2×135), shalat dianggap sah karena telah memenuhi verifikasi rumus ?

      • Samaranji said

        Mas If@

        ***Apakah berarti : berapapun waktu dan rakaat-nya , asal ada ruku (90) dan 2xsujud (2×135), shalat dianggap sah karena telah memenuhi verifikasi rumus ?***

        1. ini hanya utk menunjukkan bahwa gerakkan tsb (360 derajat setiap roka’atnya) adalah SAH SCR TEKTSTUAL, KONTEKSTUAL, RELASIONAL THDP AL-QUR’AN YG DIJAGA DNG INTERLOCK 19. just it.

        2. Adapaun mengenai kesimpulan : “berapa roka’at-pun ternyata lolos verifikasi, koq”. MAKA KITA KEMBALIKAN PD QS 11:114 dan QS 17:78.

        3. Seandainya gerakan satu roka’at (tafsiran versi Hans Von Aiberg) berjumlah 360 derajat, kita mungkin akan terjerumus pada kebimbangan 3 waktu ato 5 waktu. Dan tnyt versi beliau satu roka’atnya hanya 270 derajat, DAN INILAH YG SAYA NYATAKAN SEBAGAI TIDAK SAH SCR TEKTSTUAL, KONTEKSTUAL, RELASIONAL THDP AL-QUR’AN YG DIJAGA DNG INTERLOCK 19. Dan kesimpulannya,,, 3 WAKTU SHOLAT adalah tafsiran baru.

      • AbuRazziq said

        benarkah shalat 3 waktu adalah tafsiran baru?

        jawabannya bisa YA dan bisa juga TIDAK

        Bisa YA kalau menjadi dasar finalisasi atas pernyataan SHALAT WAJIB HANYA 3 WAKTU.

        Bisa TIDAK jika kita merujuk pada firman Allah mengenai Ibrahim sebagai seorang yang HANIIF.

        Mengapa demikian, karena pada asalnya perintah Shalat itu adalah diwajibkan kepada seluruh hamba-hamba Allah yang shaleh. Dan Ibrahim mendapat gelar Khalillullah adalah karena ke-shalehan-nya dalam menjalankan perintah2 Allah.

        jika kita merujuk pda ayat2 AQ, maka akan banyak kita temukan bahwa semua NABI dan RASUL melaksanakan shalat. tentu saja dengan ritual yang “hampir sama”.
        mengapa hampir sama? karena tiap2 nabi beserta umatnya punya kekhususan masing2.

        Lalu bagaimana dengan shalat wajib 5 waktu. nah ini adalah kewajiban yang dikhususkan kepada umat Muhammad, sehubungan dengan ayat 05:03.”…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…

        shalat 5 waktu adalah penyempurna dari waktu2 shalat sebelum rasul Muhammad.

        lalu apakah shalat 5 waktu menyimpang dari AQ? tentu tidak jika kita merujuk pada ayat 05:03 diatas.

        lalu apakah shalat 3 waktu menyimpang dari AQ? tentu tidak juga. karena ini-pun dijalankan oleh para Nabi dan Rasul lainnya.

        lalu apakah shalat 5 waktu bukan haniif islam? tentu tidak, karena shalat 5 rakaat adalah penyempurna dari haniiif islam tersebut.

        lalu apakah shalat 3 rakaat bukan Islam? ini juga tidak, karena AQ menjelaskan bahwa Shalat adalah perbuatan yang menjadi ciri2 para orang2 shaleh. dan semakin banyak melakukan shalat maka semakin meningkatkan ke-shaleh-n orang tersebut, seperti pada ayat 11:114 :…”Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk…”

        demikian…Allahu’alam

      • abu hanan said

        @samaranji
        sujud 180 derajat to mesti bubuk toh mas…tengkurap dengan terlentang…
        ah,si hans ini mecoba mengaburkan diri dari 5 waktu.

      • If@ said

        Fakta secara ilmu gathuk :
        Versi 5.0 :
        Angka berikut : 2~4~4~3~4 => disingkat 24434,
        2+4+4+3+4 = 17
        (a) KONSISTENSI 19 :
        jika dibagi Angka Penjaga (19) :
        24434/19 = 1286 ( PASS )
        (b) KONSISTENSI 17 :
        (1+2+8+6 = 17) ekuivalen dengan (2+4+4+3+4 = 17)
        (c) OPERASI MENUJU 0 :
        (2x4x4x3x4 = 384)->(3x8x4=96)->(9*6=54)->(5*4=20)->(2×0=0) (PASS)
        (1x2x8x6 =96)->(9×6=54)->(5×4=20)->(2×0=0)

        Versi 3.0 :
        2~4~4 => 244
        2+4+4=10
        (a) KONSISTENSI 19 :
        244/19 = 12.85(ROUNDUP) atau 12.84 (ROUNDOWN) -> ( FAIL )
        (b) KONSISTENSI 10 :
        1+2+8+5 = 16 -> TIDAK = 10
        (c) OPERASI MENUJU 0 :
        (2x4x4=32)->(3×2=6) (FAIL) tidak menuju 0

        Walahualam… selebihnya kembalikan kepada Allah Yang Maha Menghitung dengan teliti lagi terperinci dalam setiap rancangan-Nya..

      • If@ said

        Apunten, bahasa inggris saya kurang canggih, yang dimaksud judul ini : across…this.. divide
        Apa ada kaitannya dengan operasi X dan : begitu ???

      • qarrobin said

        saya bingung mau kasih judul apa, ini adalah judul lagu dari linkin park yang jadi soundtrack film transformer

      • @Kang Qarrobin Djuti
        Jangan hirauken… soal judul,.. @mbo-e IFA mah, kalau serabinyah tidak laku-laku, suka nanya yang aneh bin ajaibun.. hehehe…

        Salam hangat selalu, my bro…

      • IF@ said

        Maaf Mas, kira-kira apanya yang jangan dihirauken yak?

        Cross this (with) new divide : (Jumlahkan atau Kalikan) ini dalam Pembagi baru.

        24434/19 =1286 ( A / B = C )

        Jumlahkan,
        A : 2+4+4+3+4=17->1+7=8
        B : 1+9=10->1+0=1
        C : 1+2+8+6=17->1+7=8
        Hasil pembagian baru :
        => A / B = 8 / 1 =8 = C ( tetap valid A/B=C )

        Kalikan,
        A : 2x4x4x3x4=384; 3x8x4=96 ; 9×6=54 ; 5×4=20 ; 2×0 = 0
        B:1×9=9
        C=1x2x8x6 = 96 ; 9×6=54 ; 5×4=20 ; 2×0=0
        Hasil pembagian baru :
        => A / B = 0 / 9 = 0 =C ( tetap valid A/B=C )

        2+1+2 ternyata lebih kredibel dari pada 1+1+1 ( mirip trinity ) ?

      • 😀 hehehe… ingat Om angka 3 diantara 2 dan 4, artinya bukan mirip Trinity…..
        2 – 3 – 4
        24342 => 2^4 [Center] 4^2

        => 16+[3]+ 16
        ________________
        Arah Kiri => 16+3 = 19… Terbilang SEMBILAN BELAS
        Arah Kanan => 3+16 => 19… hehehe….

        Sangat luar biasa KREDIBEL, cos… sesuai dengan perumpamaan BILANGAN SEMBILAN BELAS..

        @Budah Ifa, Apa tidak malu sampean menanyaken konstruksi 24342 ?!

        ( “Shalat Jum’at : 22434 or 24342 , tidak habis dibagi 19 ??? 😆

        Note:
        Perlu 1000 tahun lagi, sampean kalau mau ngoceh soal matematikan Islam sama sayah… hehehe…

      • qarrobin said

        soal judul accross this new divide, artinya melewati pembagian baru ini, coba dengarkan dan lihat lyric dari lagu nya, artinya ga sesuai dengan yang kang ifa maksudkan

    • qarrobin said

      @Kang Samaranji

      mungkin sujud 180 derajat yang dimaksud hans seperti sujud kharra (merebahkan), dengan tidak mengangkat pinggang 135 derajat, namun menekuk kaki rapat (qa’uw sujud 015,029 ketika malaikat sujud kepada Adam) sehingga punggung menjadi 180 derajat

      coba lihat ayat :
      032,015
      012,100
      017,107
      017,109
      038,024 dan
      019,058 https://qarrobin.wordpress.com/2011/06/24/mahmuda-dan-muqarrabun/

  14. reza said

    blog anda bagus>>>

    saya ajungi jempol!!!!

    dan saya hanya sekedar mampir ya sekalian blogwalking!!!

    jika bernit liat blog saya kunjungin balik jja!!!!

  15. @All
    Makanyah kalian kalau dipanggil shalat jum’at bersegeralah, dan bila sudah selasai juga bertebaranlah mencari karunia Allah s.w.t

    Shalat harus and must be 5 WAKTU:
    1. 24434 => base on 19, 17 rakaat.
    2. 24343 => base on Al Qur’an QS: Al Jumu’ah dzuhur-2 = 2 RAKAAT.
    (note: buwat @Kang Ifa … tidak limit NOL… hehehe)

    Formasi: 2(Jum’at) + 4(Ashar) + 3(Maghrib) CENTER + 4(Isya) + 2(Subuh)

    Bus on the way…

    “Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk” (2:238)
    __________
    *** WHUSTHO ARTINYA, (BIL. PRIMA GANJIL PERTAMA by haniifa =3) ****
    24342 => 2+4+[3]+4+3 => 15
    QS diatas 2+(2+2+8) => 15… Clear… 😀

    Arti dari wustha adalah pertengahan. Bilangan yang memiliki nilai tengah adalah bilangan ganjil.
    _____________________
    Wustho pertengahan => 2-4-:[3]:-4-2 …. Clear 😀

    Peliharalah segala salatmu… adalah shalat yang 4.
    _______________________
    Shalat yang 4 rakaat bagi MUSLIMAH, MUKMINAT alias WANITA YANG TIDAK SEDANG HAID DIHARI JUM’AT … Clear 😀

    Peliharalah shalat wustha (pertengahan).., adalah shalat diantara yang 2 sebelum dan 2 sesudah, alias ke-3.
    _____________________
    Posisi permutasi Jum’at sebelum => 2=4=>3
    Posisi permutasi Jum’at sesudah => 2=4=>3 …. Podo bae, as SIMETRIS 😀

    Jika waktu pertengahan adalah ke-3, maka keseluruhan waktu mestinya ada 5
    _____________________
    Absolute seharusnyah must be kudu, wajib, amat sangat shalat WAJIB ITU 5 WAKTU bagi orang-orang yang “hanifaw muslim” atawa pengkitu Nabi Ibrahim a.s. sebagai IMAMnyah SELURUH MANUSIA

    Masih ada yang dipertanyaken ?!
    Silahken sampean cek apa itu apa itu arti setimbang dalam Al Qur’an :

    Buwat @kang Qarobin Djuti, tolong sampaiken kepada para penggemar berat atau familinyah Hans von Aiberg,… ditunggu sama @Oom Haniifa… aniwer, anitem… hehehe…

    Wassalam, Haniifa.

  16. Ralat:
    “Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk” (2:238)
    __________
    *** WHUSTHO ARTINYA, (BIL. PRIMA GANJIL PERTAMA by haniifa =3) ****

    Tertulis : 24342 => 2+4+[3]+4+3 => 15
    Seharusnyah : 24342 => 2+4+[3]+4+2 => 15

    Tertulis: QS diatas 2+(2+2+8) => 15
    Seharusnyah : QS diatas 2+(2+3+8) => 15
    … Clear…
    😀

    (Heheheh… tadi, kacamatanyah lupa nggak dipakai euy… mohon maaf sayah agak bolor nehhh, salam hangat to my big pa mili… )

  17. Hua.ha.ha… ralat lagih, ey… ternyata sayah lagi abok.. hehehe..

    Tertulis: Shalat harus and must be 5 WAKTU:
    1. 24434 => base on 19, 17 rakaat.
    2. 24343 => base on Al Qur’an QS: Al Jumu’ah dzuhur-2 = 2 RAKAAT.

    Seharusnyah:
    1. 24434 => base on 19, 17 rakaat.
    2. 24342 => base on Al Qur’an QS: Al Jumu’ah dzuhur-2 = 2 RAKAAT.

    • Samaranji said

      Subhanallah….

      Mantabh surantab…
      Top markotop…

      Ya Allah,,, semoga kita senantiasa dalam lindungan, rahmat dan petunjuk Allah Ta’ala. amin.

      Oiya,,, bolehkas sy berpendapat gini http://debu-semesta.blogspot.com/2011/05/hikmah-luqman-hakim.html

      Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman, 31:13)

      Yuhu…, apa yang ada dalam benak kita saat mengamati 31:13 ? Yap, kesetimbangan. Mungkin begini kronologisnya, pada masa Luqman Hakim pun sudah mulai ada benih2 kemusyrikan, menyekutukan Allah Ta’ala, entah itu menganggap tuhan itu berkeluarga, entah itu anggapan bahwa tuhan bisa menjelma..etc.

      = 31 : 13 >>> Luqman berpesan pada putranya “Jangan menyekutukan Allah”
      = 3.1 : 1.3 >>> umat lain mencoba menjelaskan konsep “trinitas” en “trimurti”
      = 3 : 3 >>> Islam mengingatkan kembali firman Allah Ta’ala, Tuhan semesta alam.
      = 1 (satu) >>> qul hu wallahu ahad (Katakanlah, bahwa Allah itu satu)

  18. IF@ said

    Maaf Mas, kira-kira apanya yang jangan dihirauken yak?

    Cross this (with) new division : (Jumlahkan atau Kalikan) ini dalam Pembagian baru.

    24434/19 =1286 ( A / B = C )

    Jumlahkan,
    A : 2+4+4+3+4=17->1+7=8
    B : 1+9=10->1+0=1
    C : 1+2+8+6=17->1+7=8
    Hasil pembagian baru :
    => A / B = 8 / 1 =8 = C ( tetap valid A/B=C )

    Kalikan,
    A : 2x4x4x3x4=384; 3x8x4=96 ; 9×6=54 ; 5×4=20 ; 2×0 = 0
    B:1×9=9
    C=1x2x8x6 = 96 ; 9×6=54 ; 5×4=20 ; 2×0=0
    Hasil pembagian baru :
    => A / B = 0 / 9 = 0 =C ( tetap valid A/B=C )

    2+1+2 ternyata lebih kredibel dari pada 1+1+1 ( mirip trinity ) ?

    • 😀 hehehe… ingat Om angka 3 diantara 2 dan 4, artinya bukan mirip Trinity…..
      2 – 3 – 4
      24342 => 2^4 [Center] 4^2

      => 16+[3]+ 16
      ________________
      Arah Kiri => 16+3 = 19… Terbilang SEMBILAN BELAS
      Arah Kanan => 3+16 => 19… hehehe….

      Sangat luar biasa KREDIBEL, cos… sesuai dengan perumpanaan BILANGAN SEMBILAN BELAS..

      @Budah Ifa, Apa tidak malu sampean menanyaken konstruksi 24342 ?!

      ( “Shalat Jum’at : 22434 or 24342 , tidak habis dibagi 19 ??? 😆

      Note:
      Perlu 1000 tahun lagi, sampean kalau mau ngoceh soal matematikan Islam sama sayah… hehehe…

  19. IF@ said

    Bukan itu yang saya maksud bos, tapi :
    MENURUT SAYA :
    *analisa 5 waktu (2+1+2) ternyata lebih kredibel dari pada 3 waktu (1+1+1)
    *shalat Jum’at => jelas hukumnya WAJIB

    Ada yang salah bos ???

Tinggalkan komentar